BALIKPAPAN, iNewsBalikpapan.id - Sebanyak 165 sekolah di provinsi Kalimantan Timur berstatus menjadi sekolah penggerak. Sejumlah sekolah penggerak tersebut menjadi percontohan bagi sekolah lainnya dalam menerapkan program kurikulum merdeka belajar.
"Kalau jumlah salah penggerak saat ini kita punya sebanyak 165 yang tersebar di 10 kabupaten kota. Paling banyak itu terdapat di kota Samarinda, hal itu karena kota Samarinda ini terbuka kepada dari angkatan 1 sampai angkatan 3 sama seperti di PPU. Tapi jumlah sekolahnya lebih banyak di Samarinda," kata Wiwik Setiawati, Kepala Balai Guru Penggerak Provinsi Kaltim dalam kegiatan sosialisasi program sekolah penggerak untuk pendidikan yang berkualitas di Hotel Novotel Balikpapan, Senin (19/6/2023).
Menurut Wiwik, sekolah penggerak ini adalah program transformasi sekolah dalam membangun pendidikan yang berkualitas.
Untuk menjadi sekolah penggerak, diawali dengan seleksi yang dimulai dari kepala sekolahnya. Apabila lulus maka sekolah yang ditempati oleh kepala sekolah bersangkutan menjadi sekolah penggerak. Dan akan diberikan pendampingan oleh Pemerintah Pusat selama 3 tahun.
"Pelaksanaan program sekolah penggerak ini di Kaltim sudah memasuki tahun ketiga. Dan untuk menjadi sekolah penggerak ini memang ada kuota yang diperebutkan seluruh Indonesia," ujarnya.
Ia menerangkan, dalam seleksi sekolah penggerak, setiap kepala sekolah akan mengikuti dua tahap seleksi, yang menulis essay mengenai sekolah yang merupakan skill kompetensi yang harus dimiliki oleh sekolah penggerak. Setelah itu akan melakukan simulasi belajar dan wawancara.
"Untuk menjadi sekolah penggerak ini memang harus ada komitmen dari kepala sekolah," ucapnya.
Untuk menjadi sekolah penggerak ini tidak menutup hanya pada sekolah negeri tapi juga memberikan kesempatan kepada sekolah swasta. "Kita punya banyak sekolah swasta yang kemudian menjadi sekolah penggerak. Sekolah penggerak ini nanti akan mendapatkan bantuan berupa BOS kinera," ungkapnya.
Sementara itu, di tempat yang sama, Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian berharap agar seluruh sekolah dapat menjadi sekolah penggerak.
Dalam merealisasikan, dibutuhkan komitmen dari masing-masing kepala sekolah untuk menerapkannya.
"Mudah-mudahan nanti dia bisa menjadi contoh bagi sekolah lain, ya bisa dikatakan sebagai percontohan. Dan lama-lama sekolah ini semuanya akan menjadi sekolah penggerak. Tapi pada dasarnya Kalau kepala sekolah itu tidak memiliki komitmen akan susah untuk menjadi sekolah penggerak," tuturnya.
Editor : Mukmin Azis
Artikel Terkait