YOGYAKARTA, iNewsBalikpapan.id- Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebut jarak luncuran erupsi Gunung Merapi hari Sabtu (11/3/2023) ini merupakan terjauh kedua sejak krisis erupsi Merapi 2020 yang lalu. Kali Ini jarak luncuran awan panas mencapai 4 kilometer.
Kepala BPPTKG Agus Budi Santosa mengungkapkan dalam setahun terakhir aktivitas seismig dan awan panas cenderung mengara ke barat daya. Untuk tahun ini jarak paling jauh terjadi hari ini yaitu 4 km. Namun jika dihitung sejak 2020 maka jarak ini menjadi yang terjauh kedua karena ada yang lebih jauh yaitu di Gendol yang mencapai 5 km. "Hari ini terjauh kedua sejak 2020,"ungkap dia.
Dia menyebut jika hingga pukul 16.00 WIB tadi, terjadi 24 kali rentetan guguran awan panas dengan jarak maksimal 4 kilometer. Namun untuk memastikan jarak luncurnya tersebut, saat ini ada tim BPPTKG yang turun ke lapangan yang mengukur jarak luncur menggunakan drone.
Dia mengakui jika erupsi hari ini memang cukup besar, setidaknya terbesar kedua setelah 27 Januari 2020. Di mana kala itu terjadi runtutan awan panas sebanyak 52 kali ke arah Sungai Boyong. "Bukan terbesar sejak krisis erupsi 2020,"ujarnya.
Di samping itu, hari ini aktivitas Gunung Merapi memang cukup tinggi. Di mana terjadi gempa vulkanik dalam sebanyak 77 kali, gempa vulkanik dangka 1 kali, gempa multi terjadi 6 kali dan gempa guguran 44 kali. "Hal ini menjadikan deformasi (penambahan volume gunung) tinggi kecepatan 0,5 cm perhari,"ujarnya.
Dia mengungkapkan jika abu vulkanik tersebar sampai ke wilayah Wonosobo. Jika dihitung maka berjarak sekitar 33 km dari puncak Gunung Merapi. Dia mengakui memang cukup jauh namun jauhnya sebaran abu ini tidak kemudian berarti erupsi sangat besar karena tergantung angin
Dia mengungkapkan dari data pemantauan yang mereka lakukan memang tidak menunjukan rentetan awan panas terjadi hari ini. Aktivitas guguran cenderung menurun namun tiba-tiba ada awan panas. "Itu proses karena longsoran kubah lava barat daya,"katanya.
Editor : Mukmin Azis