Perantau Asal Jeneponto Sulsel Ditemukan Tewas Mengapung di Sungai Mahakam
TENGGARONG, iNewsBalikpapan.id – Warga Desa Sepatin, Anggana, Kutai Kartanegara digegerkan dengan penemuan mayat yang mengapung di Sungai Mahakam, Minggu (2/11/2025).
Sosok jenazah laki-laki itu belakangan diketahui berinisial M (33), perantau asal Desa Tarowang, Jeneponto, Sulawesi Selatan. Sehari-hari, korban bekerja sebagai karyawan swasta.
Jenazah korban pertama kali ditemukan awal kapal TB Laksamana Rabbani, yang tengah melintas di Perairan Desa Sepatin. Nakhoda kapal kemudian melaporkan temuan mayat mengapung dalam posisi telungkup ke Satpolairud Polres Kutai Kartanegara.
Kasat Polairud Polres Kutai Kartanegara, AKP Benedict Jaya menjelaskan, proses evakuasi korban dilakukan dengan hati-hati. Penyebabnya, kondisi jenazah sudah mulai mengalami pelapukan.
"Begitu laporan diterima, tim langsung kami gerakkan bersama unsur TNI AL dan relawan untuk memastikan evakuasi berjalan aman dan cepat. Koordinasi lintas instansi menjadi kunci utama dalam operasi seperti ini,” jelasnya, Senin (3/11/2025).
Jenazah berhasil dievakuasi dan dibawa menuju Pelabuhan Anggana sekitar pukul 20.30 WITA. Setelah itu, korban dibawa ke RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda untuk dilakukan pemeriksaan dan identifikasi lanjutan oleh tim forensik.
Dari hasil pemeriksaan forensik, diketahui bahwa kondisi jenazah sudah mengalami pelapukan lanjut (lisis), sehingga sulit dikenali secara langsung. Identitas korban berhasil dipastikan melalui tanda tato pada lengan kiri dan kaki kanan, serta jam tangan hitam yang masih melekat di tangan korban.
"Dari hasil pemeriksaan, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan atau patah tulang pada tubuh korban. Autopsi tidak dilakukan karena keluarga menolak dan menerima sebagai musibah," katanya.
Jenazah korban kemudian diserahkan kepada keluarga dan dipulangkan ke Makassar untuk dimakamkan di kampung halamannya.
"Kami tidak hanya menjaga perairan dari gangguan keamanan, tapi juga hadir untuk memberikan bantuan kemanusiaan kapan pun dibutuhkan,” pungkasnya.
Editor : Abriandi