BALIKPAPAN, iNews.id – Seorang siswa SMA Negeri di Balikpapan berinisial AN (17) babak belur dikeroyok teman satu sekolahnya di dalam kelas. Gara-gara kejadian itu, korban mengaku trauma sehingga enggan kembali bersekolah.
Menurut keterangan ayah korban, peristiwa pengeroyokan terjadi hampir bersamaan ketika sekolah menggelar peringatan Maulid Nabi pada Jumat (21/10/2022) lalu. Saat itu korban yang mengikuti kegiatan berada di lapangan hingga diminta seorang temannya untuk mengambilkan sebuah kertas karton yang tergeletak. Korban pun menuruti permintaan temannya dan menyerahkan kertas karton yang dimaksud.
“Cuma masalah sepele awalnya, anak saya ambilkan karton tergeletak di lapangan untuk kipas-kipas temannya. Nah sekalinya ada temannya lagi yang punya marah, habis itu dikembalikan kertasnya,” kata ayah korban, AW melalui sambungan seluler, Senin (24/10/2022).
Setelah acara selesai, korban sempat masuk ke dalam kelas yang disusul oleh belasan siswa lainnya. Rupanya, tanpa banyak bicara para siswa tersebut langsung melepaskan pukulan dan tendangan secara membabi buta terhadap korban.
Akibat tindakan tersebut, AN mengalami luka memar di wajah dan beberapa di badannya.
“Anak saya kalau tidak melawan bisa mati itu dikeroyok sebanyak itu,” ujarnya.
AW mengaku sempat terkejut mendengar kabar bahwa anaknya mendapat tindak penganiayaan di sekolah. Yang paling disayangkannya adalah minimnya pengawasan sekolah sehingga kejadian tersebut bisa terjadi di dalam kelas. Terlebih saat ini puteranya mengalami trauma.
“Sejak kejadian itu, sampai hari ini anak saya tidak mau turun ke sekolah. Trauma dia kasihan,” tuturnya.
Orangtua berencana memindahkan AN ke sekolah di Pare-pare, Sulawesi Selatan. Sebab korban menolak kembali turut ke sekolah sejak mengalami perilaku memilukan itu.
“Mau dipindahkan ke Pare-pare, kampung saya. Soalnya sudah trauma dia. Biar di sana bersosialisasi dengan yang lain agar lupa masalah yang di sini,” ucapnya.
Orangtua korban menuntut ketegasan sekolah untuk memberi sanksi kepada para pelaku, agar peristiwa serupa tidak menimpa siswa lainnya. Masalah ini juga telah diadukan kepada Polsek Balikpapan Barat untuk agar dapat memberi efek jera bagi pelaku.
“Saya ingin efek jera buat anak-anak itu. Biar dia tahu kalau berbuat jahat itu begini dampaknya. Pihak sekolah juga harusnya tegas,” ucap AW.
Di lain pihak, Kapolsek Balikpapan Barat Komisaris Djoko Purwanto mengakui adanya laporan mengenai peristiwa pengeroyokan tersebut. Kasus tersebut saat ini telah ditindaklanjuti dengan memanggil para pelaku untuk diminta keterangan.
“Ada sekitar 10 orang sudah kita panggil. Mereka sesama siswa di sekolah itu. Pihak sekolahnya juga sudah kita minta keterangan. Semoga bisa dimediasi, karena ini kan di bawah umur semua,” tuturnya.
Editor : Mukmin Azis
Artikel Terkait