JAKARTA, iNewsBalikpapan.id - Aksi bela Palestina akan digelar di Monas, Jakarta Pusat pada Minggu (5/11/2023). Jutaan orang dari berbagai organisasi kemasyarakatan (ormas) serta lintas agama bakal menyuarakan agar perang segera dihentikan.
Wakil Ketua MPR, Hidayat Nur Wahid menegaskan acara itu tidak hanya dihadiri oleh umat Muslim saja, melainkan ormas-ormas keagamaan juga ikut berpartisipasi. Mereka hadir atas dasar rasa kemanusiaan sebagai bentuk dukungan rakyat Indonesia untuk Palestina
"Alhamdulillah sudah ada sambutan yang sangat baik, beragam bahkan seluruh ormas keagamaan Muslim maupun non-Muslim satu kata mendukung agenda aksi damai akbar, aliansi rakyat Indonesia membela Palestina menolak kejahatan dan penjajahan Israel," ucap Hidayat dalam konferensi pers di kantor Majelis Ulama Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis (2/11/2023). Nantinya para peserta akan hadir di kawasan Monas menyuarakan agar konflik segera dihentikan.
"Acara ini sudah mendapatkan izin dan akan dilaksanakan di Monas dengan kehadiran insya Allah tidak kurang dari 2 juta peserta," ucapnya.
Dia menegaskan aksi ini menjadi wujud keseriusan rakyat Indonesia dalam menjalankan amanat Undang-Undang Dasar 1945. Dalam pembukaan UUD 1945 sudah ditegaskan kalau penjajahan di atas dunia harus dihapuskan.
"Bukan program main-main ini menandakan bahwa bangsa indonesia tidak main-main dengan permasalahan yang sangat serius. Wajah dunia merusak kemanusiaan dan bakal melanggengkan penjajahan ini," katanya.
Sementara itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional, Sudarnoto Abdul Hakim mengatakan acara itu nantinya akan dihadiri oleh Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno Marsudi. Sejumlah tokoh lintas agama juga akan menyampaikan orasi di hadapan jutaan orang.
"Ibu Menteri Luar Negeri kemudian Ketua DPR, Ketua MPR, dan Ketua DPD, tentu nanti tokoh-tokoh lintas agama masing-masing menyampaikan orasinya. Ini yang saya sebutkan sebagai ungkapan nurani bangsa dan kemanusiaan," kata Sudarnoto.
Pihaknya mengutuk keras tindakan Israel yang dianggap telah melanggar hukum humaniter internasional. Oleh sebab itu, aksi ini diharapkan sebagai tekanan kepada Israel agar sesegera mungkin menghentikan perang.
"Israel memang melakukan genosida dan kejahatan perang yang jumlah korbannya lebih dari 8.000 orang. Sehingga harus ada langkah penting. Tekanan publik ya. Insya Allah ini jadi kekuatan penekan penting. Insya Allah dua juta orang akan hadir," ucapnya.
Editor : Mukmin Azis
Artikel Terkait