Memanas! Thailand Gempur Kamboja dari Laut, Ribuan Warga Mengungsi

Anton Suhartono
Angkatan Laut (AL) Thailand mengerahkan empat kapal ke dekat perbatasan dengan Kamboja (Foto: Facebook/RTN)

BANGKOK, iNewsBalikpapan.id – Konflik bersenjata antara Thailand dan Kamboja kian memanas. Angkatan Laut Kerajaan Thailand (Royal Thai Navy/RTN) dikerahkan ke wilayah perbatasan dalam operasi militer besar-besaran yang berlangsung hingga hari ketiga, Sabtu (26/7/2025).

Dalam operasi bertajuk “Trat Pikhat Pairee 1” atau Serangan Trat 1, empat kapal perang Thailand dikirim mendukung pasukan darat dalam menggempur posisi militer Kamboja di tiga titik perbatasan. Operasi ini dilakukan setelah pasukan Kamboja dilaporkan berusaha memperluas posisi mereka di zona sengketa.

"Pasukan darat Thailand berhasil memukul mundur pasukan Kamboja dengan dukungan serangan dari laut," demikian pernyataan resmi RTN pada Sabtu pagi.

Namun, konflik tidak hanya terbatas di wilayah perbatasan. Thailand juga disebut meluaskan serangannya hingga masuk jauh ke dalam wilayah Kamboja. Serangan dilakukan menggunakan senjata berat, termasuk artileri dan bom klaster.

Juru Bicara Kementerian Pertahanan Kamboja, Maly Socheata, menuding Thailand telah melanggar batas zona konflik yang disepakati dua hari sebelumnya. Salah satu serangan artileri dilaporkan menghantam Desa Ekphap, Distrik Veal Veng, Provinsi Pursat, pada pukul 05.02 waktu setempat.

Korban jiwa terus bertambah. Hingga kini, tercatat lima tentara Kamboja dan delapan warga sipil tewas, sementara 21 tentara serta 50 warga sipil mengalami luka-luka.

Pihak Kamboja juga menyampaikan bahwa lebih dari 35.800 warga sipil dari provinsi Oddar Meanchey, Preah Vihear, Pursat, dan Banteay Meanchey telah mengungsi demi keselamatan.

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja bukan hal baru, namun eskalasi yang terjadi kali ini tergolong paling serius dalam beberapa tahun terakhir. Belum ada pernyataan resmi dari Pemerintah Thailand terkait potensi negosiasi damai atau penghentian operasi militer.

Situasi di lapangan masih sangat dinamis, dan pihak internasional mulai menyuarakan kekhawatiran atas risiko kemanusiaan yang lebih luas.

Jika kamu memerlukan 20 alternatif judul tajam untuk berita ini atau versi singkat untuk Instagram atau media sosial, saya siap bantu.

Editor : Mukmin Azis

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network