JAKARTA, iNews.id- Kinerja Shin Tae-yong menangani Timnas Indonesia mendapat kritikan pedas dari mantan staf kepelatihan Timnas Indonesia U-19, Rochmat Setiawan. Dia menilai Shin Tae-yong belum sepenuhnya memahami karakter para pemain Indonesia. Terbaru, Shin Tae-yong kembali gagal mempersembahkan gelar juara usai takluk dari Thailand U-23 di semifinal SEA Games 2021. Padahal, medali emas SEA Games sangat dinanti-nanti pecinta sepak bola Indonesia karena sudah 31 tahun puasa gelar.
Indonesia takluk dari Thailand di babak tambahan di Stadion Thien Truong, pada Kamis (19/5/2022) malam WIB. Gol kemenangan Thailand dipersembahkan Weerathep Pomplun menit ke-95 babak tambahan. Kegagalan itu dinilai Rochmat Setiawan buah dari ketidakpahaman Shin Tae-yong dengan karakter pemain Indonesia. Menurutnya, pemain Indonesia akan bermain bagus ketika memegang bola.
“Shin Tae-yong sudah dua tahun di sini masih belum paham juga karakter pemainnya, pemain kita akan bagus performanya kalo dominan penguasaan bola,” kata Rochmat melalui Twitter pribadinya, dikutip Jumat (20/5/2022). “Lawan tim kecil, otomatis kita bisa dominan, mainnya akan bagus sekali, lawan Thailand-Vietnam, Shin Tae-yong selalu pilih main pasif, pemain akan under perform, makanya lantas kalah,” tuturnya.
Penyataan itu setidaknya terbukti ketika Indonesia menghadapi tim lebih lemah seperi Filipina, Myanmar dan Timor Leste. Egy Maulana Vikri cs bermain kesetanan di tiga laga itu.
Namun sebaliknya, Indonesia tak berkutik saat melawan Vietnam dan Thailand. Menurut Rochmat, karakter itulah yang belum sepenuhnya dipahami Shin Tae-yong. “Karakter pemain kita berbeda dengan Malaysia atau Korea Selatan yang kuat lama tanpa bola,” tuturnya.
Untuk itu, Rochmat menyebut filosofi Filanesia yang sempat digaungkan pada era kepelatihan Luis Milla paling cocok dengan karakter timnas Indonesia. Pemain Indonesia harus dilatih mendominasi dengan serangan yang masif. “Hal ini sudah melalui riset, makanya salah satu pondasi penting yang ada di filanesia adalah main proaktif (defense high press, attack dominan kuasai bola),” jelasnya. “Kalau dilihat lagi jauh ke belakang, gaya main seperti ini yang memang bikin Timnas bagus, karena sesuai karakter pemain kita,” katanya.
Editor : Mukmin Azis
Artikel Terkait