JAKARTA, iNews.id - Pariwisata di Tanah Air secara perlahan mulai bangkit. Tempat wisata sudah dibuka sepenuhnya untuk wisatawan. Namun sayangnya, harga tiket pesawat untuk tujuan domestik masih terpantau di atas harga normal.
Jika sebelumnya tiket pulang pergi Jakarta-Bali dibanderol kurang lebih Rp1 juta-an, kini wisatawan harus merogoh kocek dua hingga tiga kali lipat dari harga tersebut.
Padahal, antusiasme masyarakat untuk kembali berwisata mulai terlihat tinggi sejak momen mudik Lebaran beberapa waktu lalu. Presiden Joko Widodo bahkan telah mengeluarkan pernyataan resmi, masyarakat diperkenankan untuk melepas masker saat beraktivitas di luar ruangan.
"Maka perlu saya menyampaikan beberapa hal, yang pertama, pemerintah memutuskan untuk melonggarkan kebijakan pemakaian masker," ujar Jokowi dalam keterangannya yang disiarkan YouTube Sekretariat Presiden, Selasa 17 Mei 2022 lalu.
Pernyataan Presiden Joko Widodo itu secara tidak langsung memberikan sinyal bahwa kegiatan berwisata sejatinya sudah mendapat lampu hijau dari pemerintah. Masyarakat diperkenankan untuk beraktivitas di luar ruangan tanpa menggunakan masker, namun harus tetap disiplin menjaga protokol kesehatan.
Permasalahan harga tiket pesawat ini rupanya telah menjadi perhatian Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno. Dalam kegiatan halal bihalal di Gedung Sapta Pesona, Kemenparekraf, Jakarta Pusat, Senin (23/5/2022), Sandiaga menyatakan tengah berkoordinasi dengan sejumlah maskapai penerbangan terkait harga tiket pesawat.
"Jadi salah satu yang dipetakan dari beberapa kunjungan kami (Kemenparekraf) roadshow dengan pasar-pasar yg potensial seperti kunjungan ke New Delhi, Dubai, dan kunjungan saya sebelumnya di New York dan Australia, masalah utama dari kebangkitan kita adalah kapasitas penerbangan (seat capacity)," ujarnya.
Lebih lanjut, Menparekraf menjelaskan, masalah kapasitas penerbangan ini sejatinya juga mempengaruhi semua penerbangan, baik menuju dan keluar Indonesia, termasuk penerbangan domestik. Kendati demikian, Dia telah berkoordinasi dengan Kementerian BUMN dan Garuda Indonesia untuk mencari solusi terbaik.
"Saya baru saja berkoordinasi, namun perlu waktu sampai Juni untuk Garuda menuntaskan proses PKPU (Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang)-nya. Jadi akan makan waktu untuk menambah jumlah pesawatnya sampai dengan 60 armada. Maskapai lain juga masih dalam proses revitalisasi," kata Sandiaga Uno.
Untuk menjaga momentum dan antusias wisatawan, Menparekraf berupaya mengajak maskapai-maskapai luar negeri untuk masuk ke Indonesia.
"Kalau banyak maskapai yang masuk ke Indonesia, tentu lebih banyak kapasitas penerbangan. Kalau kapasitas penerbangan bertambah otomatis harga tiket akan turun," kata Sandiaga Uno.
Editor : Mukmin Azis
Artikel Terkait