BALIKPAPAN, iNews.id – Permintaan hewan kurban khususnya ternak jenis sapi diperkirakan meningkat jelang hari raya Idul Adha. Bersamaan dengan itu, situasi wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak akhir-akhir ini turut menimbulkan kekhawatiran akan kurangnya persediaan hewan kurban di Kota Balikpapan.
Apalagi, pemasokan sapi dari beberapa daerah menuju Kota Balikpapan sementara waktu masih disetop, sebagai antisipasi risiko penyebaran wabah tersebut.
Kepala Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan (DP3) Kota Balikpapan Heria Prisni mengungkap, kebutuhan sapi kurban pada tahun ini diperkirakan berjumlah 3.000 ekor. Perkiraan tersebut berdasarkan catatan jumlah kebutuhan sapi pada momen yang sama pada tahun lalu sebanyak 2.950 ekor.
Kepala Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan (DP3) Kota Balikpapan Heria Prisni mengungkapkan, di Kota Balikpapan sendiri untuk hewan kurban membutuhkan sekitar 3.000 ekor sapi. Hal ini berdasarkan pada tahun 2021 lalu di mana sapi yang dibutuhkan sebanyak 2.950 ekor.
Namun demikian, kata dia, untuk saat ini stok sapi baru tersedia sekitar 1.300 ekor. Untungnya baru-baru ini juga pasokan sapi dari Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Sulawesi sudah diperbolehkan masuk ke Balikpapan.
"Dari NTT dan Sulawesi sudah bisa masuk ke Balikpapan, dengan syarat melakukan karantina selama 14 hari di daerah asal dan 3 hari Balikpapan," terangnya, Selasa (7/6/2022).
Hal ini untuk memastikan bahwa sapi tersebut tidak menunjukkan gejala klinis PMK seperti demam sampai 41 derajat, mulut sariawan dan pecah-pecah, air liur menetes berlebihan dan kuku kaki melepuh.
"Ketika sapi itu tidak menunjukkan gejala klinis, baru diperbolehkan untuk dikirim ke rumah potong hewan (RPH) ataupun dijual sebagai hewan kurban," katanya.
Hanya saja, jumlah sapi yang akan dipasok dari luar daerah tersebut sementara ini jumlahnya masih terbatas. "Berdasarkan surat karantina yang masuk ke Kami, jumlahnya 85 ekor," katanya.
Editor : Mukmin Azis
Artikel Terkait