Mengintip Sumber Kekayaan Irwan Mussry, Suami Penyanyi Maia Estianty

JAKARTA,iNewsBalikpapan.id– Irwan Mussry suami penyanyi Maia Estianty. Irwan Danny Mussry dikenal sebagai pengusaha kaya.  Pria berumur 59 tahun ini memiliki banyak bisnis yang dirintisnya.

Tentu saja ini menarik untuk mengulik sumber kekayaannya.

Berikut 5 sumber kekayaan Irwan Mussry yang berhasil dirangkum Okezone, Rabu (14/12/2022):

1. Bisnis tas dan sepatu mewah

Selain jam tangan, Irwan Mussry juga mempunyai bisnis tas dan sepatu mewah seperti Chanel, Fendri, Valentino, dan Diesel.

2. Bisnis makanan asal Korea

Irwan merintis bisnis makanan asal Korea yang diberi nama Popcorn Sweet Monster. Ciri khas produk ini berupa paduan sensasi es krim dengan popcorn dalam satu suapan.

Popcorn Sweet Monster juga memiliki cabang di luar negeri seperti di Singapura, Hong Kong, dan Tiongkok.

3. Bisnis fashion

Bisnis fashion dengan brand ternama ini masih berada dibawah naungan Time Internasional. Bisnis fashion ini Irwan beri nama Urban Icon dan Project X.

Project X menjual barang-barang seperti emporio armani, Fossil, Apple, dan Samsung Watch. Sementara itu, barang yang dijual oleh Urban Icon adalah Liebeskind, Fossil, dan lain-lain.

4. Bisnis produk kecantikan Korea

Selain makanan, Irwan juga memiliki bisnis produk kecantikan Korea. ia menghadirkan produk kosmetik populer asal Korea seperti Laneige dan Innisfree.

Irwan Mussry pernah foto bersama dengan Brand Ambassador Innisfree di tahun 2017 yaitu YoonA SNSD.

5. Bisnis Jam Tangan Mewah

Dalam bisnis ini, Irwan tercatat mempunyai 100 toko jam tangan mewah dan 1.200 pegawai.

Pada tahun 1984, dirinya mulai berkolaborasi dengan timepiece Gucci, sampai perusahaan tersebut menjalin kerja sama dengan banyak brand fashion dunia.

Awalnya, Time Internasional hanya fokus dengan jam tangan Rolex, kini beragam produk dari brand lain telah tersedia.

Irwan Mussry sangat dekat dengan karyawan dan memiliki visi bahwa perusahaannya harus menjadi the great place to work. Ia berhasil menerapkan visi itu selama 30 tahun.

Editor : Mukmin Azis