“Saya beserta jajarang pengurus akan bekerja keras untuk memenangkan Ibu Puan di Kalbar,” tegasnya.
Menurut Ansor, Puan Maharani memang bukan calon pilihan lembaga Survei dengan elektabilitas yang harus selalu tinggi dengan modal politik pencitraan.
“Kalau soal elektabilitas sebenarnya sudah final, siapa yang tidak tahu dengan Ibu Puan. Jadi masyarakat tidak perduli dengan hasil Survei apapun yang penting masyarakat sudah merasakan betul kehadiran Ibu Puan. Jadi bukan hanya pencitraan saja biar dikenal dan dianggap dekat dengan masyarakat,” terangnya.
Bahkan, Ansor menilai lembaga Survei tidak memberikan ruang yang sama terhadap perempuan karena hanya menyodorkan banyak pilihan capres laki-laki.
“Sebenarnya tidak proporsional juga kalau melihat capres yang disodorkan lembaga Survei selama ini soalnya kebanyak laki-laki padahal perempuan merupakan pilihan alternatif yang paling tepat dan paling mampu dalam menyelasaikan masalah polarisasi politik sehingga dengan mudah mempersatukan kembali,” jelasnya.
Lebih lanjut, Ansor menjelaskan tentang Puan Maharani sebagai tokoh politik perempuan Indonesia yang sudah diakui dunia.
“Beliau baru saja mendapatkan gelar kehormatan dari Universitar ternama di Korsel. Ini suatu kebanggaan dan prestasi yang sangat luar biasa,” beber dia.
Jadi, kata Ansor, Puan Maharani merupakan sosok perempuan dengan pengalaman yang mumpuni maka sudah layak dan pantas menjadi Presiden 2024.
“Berbagai jabatan penting dituntaskan dengan baik oleh Ibu Puan baik di eksekutif dan legislatif bahkan sekarang masih menjabat sebagai Ketua DPR. Pertama kali dalam sejarah Indonesia perempuan menjabat sebagai Ketua DPR. Segudang pengalaman dan track record baik selama berkarir di politik menjadi alasan kenapa Ibu Puan harus menjadi Presiden Republik Indonesia,” tutup Ansor.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta