BALIKPAPAN, iNewsBalikpapan.id - Langkah dukungan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) baru dengan mengedepankan aspek lingkungan sesuai konsep pembangunan IKN terus mengalir dari berbagai kalangan. Salah satunya dari, Penggiat Lingkungan dan Pengelola Mangrove Center, Agus Bei.
"Terkait dengan adanya Ibu Kota Negara di Kalimantan Timur, luar biasa antusiasnya, pemerintah dan didukung oleh banyak pihak yang mendukung IKN, kita juga mengapresiasi adanya Ibu Kota Negara di Kalimantan Timur, " kata Agus Bei, Rabu (18/1/2023).
Pengelola Mangrove Center Kelurahan Graha Indah ini menyambut baik keberadaan IKN sebab kehadiran Ibu kota negara di Kaltim pastinya berimbas terjadinya pertumbuhan ekonomi yang pesat.
"Pertumbuhan ekonomi akan berkembang cukup pesat dan keberadaan Kota Balikpapan juga akan berkembang. Demikian juga dengan keberadaan IKN yang sudah di desain oleh pakar- pakar desain dan para ahli hukum," terang Agus.
Dia menerangkan, hadirnya IKN cukup berimbas dengan meningkatnya jumlah kunjungan ke Mangrove Center Graha Indah. Hutan Mangrove yang dia kelola kini menjadi ikon wisata baru Kota Balikpapan. Di Mangrove Center tersebut terdapat sekitar 40 jenis mangrove yang didominasi pohon bakau berjenis Rhyzopora mucronata. Selain itu, juga terdapat hewan endemik khas kalimantan, yakni Bekantan yang jumlahnya sekitar 400 ekor.
"Keberadaan mangrove center sampai saat ini masih terjaga dengan baik, dan menjadi salah satu tujuan tamu-tamu yang menuju IKN dan juga tamu tamu dari luar negeri untuk melihat populasi mangrove di Indonesia," katanya.
Agus melanjutkan, sebagai Kota Penyangga IKN, Balikpapan memang tepat menjadi kota penopang dengan berbagai kelayakannya.
"Jaraknya IKN dengan daerah penyangga seperti Penajam Paser Utara, Balikpapan dan Samarinda tidak begitu jauh, dari segi tersebut pintu gerbang ke IKN adalah Kota Balikpapan yang merupakan cerminan ketika orang datang ke IKN mampirnya akan di Kota Balikpapan, " imbuh dia.
Dia pun tak menampik, di kota Balikpapan tingkat hunian pasti juga akan semakin meningkat sehingga akan berdampak pada kebutuhan pemukiman dan kesediaan lahan.
Dari sisi lingkungan, keseriusan pemerintah tetap mengedepankan aspek lingkungan tentunya menjadi nilai plus. Apalagi konsep forest city, Presiden menargetkan komposisi hutan alam nantinya sebesar 75 hingga 80 persen.
"Adanya IKN saya tidak punya kekhawatiran, karena dengan luasan sekitar 200 hektar tersebut akan didesain sedemikian rupa penataannya dan tempat-tempat tinggalnya," terangnya.
Dia berharap, keseriusan pemerintah terkait perhatian dari sisi aspek lingkungan tak hanya di kawasan IKN saja, akan tetapi dengan penanganan masalah lingkungan di wilayah sekitar khususnya wilayah penyangga.
"Kota Balikpapan juga perlu diperhatikan, karena desakan terhadap persoalan lahan akan semakin tinggi, meskipun Ruang Terbuka Hijau di Balikpapan masih banyak, tetapi adalah hutan di luar kawasan, hutan di luar kawasan tersebut meskipun sudah diatur dalam RTRW namun dirasa tidak cukup kuat," terangnya.
Agus menambahkan, kehadiran IKN di Kalimantan Timur tentunya akan mendapat dukungan yang tinggi dari berbagai kalangan termasuk dari sisi aspek lingkungan. Dirinya pun bersedia jika diberikan kesempatan untuk berkontribusi.
"Saya membuka diri kalau diminta memberikan suatu pemikiran terhadap solusi apa yang bisa dilakukan oleh pemerintah pusat, salah satunya adalah dengan menjadikan lahan mangrove ini menjadi milik pemerintah pusat," kata Agus.
"Kehadiran pemerintah pusat disini dibutuhkan sekali karena ketika ini menjadi garis lurus kepada ibu kota negara, ini adalah wajahnya Balikpapan yang juga wajahnya Ibu Kota Negara Nusantara, " imbuh dia.
Agus pun mengapresiasi adanya Ibu Kota Negara di Kalimantan Timur dan siap menyambut baik keberadaan IKN dengan tetap berjalan beriringan dengan pemulihan lingkungan.
"Karena pertumbuhan ekonomi akan berkembang cukup pesat dan keberadaan Kota Balikpapan juga akan berkembang. Kami yakin dan optimis, kita sambut dengan sebaik baiknya karena pertumbuhan segala bentuk ekonomi nanti akan timbul untuk kemajuan pendidikan dan sentra-sentra, tetapi jangan hanya dipikirkan lokasi IKN nya saja tapi harus ada sinkronisasi dengan pemerintah daerah Kota Balikpapan," tutup dia.
Editor : Mukmin Azis