WASHINGTON, iNewsBalikpapan.id - Amerika Serikat (AS) tak yakin Iran kembali melanjutkan program nuklir. Direktur Badan Intelijen Pusat (CIA) William Burns menyebut Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei tampaknya belum memutuskan untuk melanjutkan program nukli tersebut.
"Kami tidak yakin Pemimpin Tertinggi Iran sudah membuat keputusan untuk melanjutkan program persenjataan yang telah ditangguhkan atau dihentikan pada akhir tahun 2003," kata Burns dalam program CBS News, "Face the Nation".
Juru Bicara Badan Energi Atom Iran Behrouz Kamalvandi membantah laporan media Barat yang menyebutkan negaranya telah memperkaya uranium hingga 84 persen. Dia menegaskan tingkat pengayaan uranium tidak pernah melampaui 60 persen.
Pernyataan Kamalvandi itu merujuk pada laporan Bloomberg yang mengutip beberapa sumber diplomatik. Disebutkan tim pemantau atom internasional di Iran mendapati uranium diperkaya hingga kemurnian 84 persen. Itu merupakan tingkat tertinggi yang terdeteksi oleh inspektur sejauh ini. Artinya hanya perlu 6 persen lagi untuk memproduksi senjata nuklir.
Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi sebelumnya mengatakan Iran gagal memberikan penjelasan kepada badan PBB itu tentang sejumlah isu.
Grossi menuduh Iran melanggar perjanjian Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA). Iran keluar dari poin kesepakatan perjanjian setelah Amerika Serikat (AS) lebih dulu melakukannya. Di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump, AS keluar dari JCPOA pada 2018.
Kesepakatan itu juga diteken China, Rusia, Prancis, Rusia, Inggris, dan Jerman.
Di bawah kesepakatan, Iran harus mengurangi program nuklirnya dan sangat menurunkan cadangan uraniumnya dengan imbalan keringanan sanksi, termasuk mencabut embargo senjata 5 tahun setelah kesepakatan diadopsi.
Editor : Mukmin Azis