JAKARTA, iNewsBalikpapan.id - Menteri Pekerjaaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, mengatakan renovasi DKI Jakarta menelan biaya yang lebih mahal dibandingkan membangun Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur.
Menurut dia, biaya renovasi DKI Jakarta untuk menjadi kota yang ideal sebagai ibu kota negara jauh lebih mahal daripada anggaran pembangunan IKn Nusantara yang diperkirakan sebesar Rp600 triliun.
"Sekitar 20 atau Rp120 triliun dari total anggaran tersebut didanai oleh APBN," ujar Basuki, dalam pernyataan tertulisnya, Jumat (17/3/2023).
Basuki menjelaskan, pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan Timur dikarenakan tekanan penduduk yang sangat besar, urbanisasi yang masif dan kerusakan lingkungan yang terjadi di Pulau Jawa, khususnya Jakarta.
Hal itu, lanjutnya, disebabkan daya dukung Jakarta sebagai ibu kota negara sangatlah terbatas, mulai dari ketersediaan air baku, penduduk, pengembangan ekonomi, transportasi dan lain-lain.
"Kalau kita ingin improve Jakarta dari segala hal, at all cost jauh lebih mahal daripada mengembangkan IKN Nusantara. Di samping itu, Pemerintah Indonesia juga ingin lebih memeratakan pembangunan di seluruh Indonesia,” ujar Basuki.
Dia mengungkapkan, dengan mengusung konsep Future Smart Forest City, fokus pembangunan IKN Nusantara seluas 256.000 ha tersebut, pada tahap awal 2022-2024 ada pada Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) seluas 1.600 ha (25%) dari total luas KIPP sebesar 6.600 ha. Kemudian sisanya, 5.000 ha akan dipertahankan sebagai area hijau.
Hingga saat ini, sekitar 50 proyek konstruksi telah dilaksanakan Kementerian PUPR dengan total biaya Rp62 triliun yang bersumber dari anggaran Pemerintah Indonesia (APBN).
"Sejak 2022, kami telah melaksanakan konstruksi infrastruktur dasar seperti Air Minum, Sanitasi, Jalan logistik, Kantor Kementerian, dan lain-lain. Saat ini progressnya sudah sekitar 20 persen dengan total sekitar 50 proyek konstruksi," tutur Menteri Basuki.
Dia menambahkan, dengan konsep Future Smart Forest City, pembangunan benar-benar dikendalikan kualitas, estetika dan keberlanjutan lingkungannya.
Editor : Mukmin Azis