BALIKPAPAN, iNewsBalikpapan.id - Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kota Balikpapan mencatat sekiranya ada 700-an ibu hamil di Kota Balikpapan beresiko melahirkan anak stunting.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kota Balikpapan, Alwiyati mengatakan, guna menekan jumlah kasus stunting, pihaknya telah mencanangkan program satu telur satu hari bagi ibu hamil.
Program ini juga menyasar anak-anak yang mengalami stunting. Tercatat berkisar 1436 balita di kota Balikpapan mengalami stunting.
"Sasaran kita bukan hanya pada anak balita, tapi pada ibu hamil yang berisiko stunting, ada sekira 700 an ibu hamil yang kita berikan bantuan," kata Alwi di Balai Kota Balikpapan, Rabu (29/3/2023).
Ia berharap melalui program ini dalam menurun jumlah kasus stunting yang terjadi di Kota Balikpapan.
"Sudah banyak bantuan dari masyarakat, kami sudah banyak menerima bantuan dari BAZNAS provinsi untuk 50 orang sasaran yang akan diberikan bantuan, on progres, juga ada dari KRN untuk daerah kariangau," ujarnya.
Harapannya, dengan semakin banyak bantuan yang diberikan, dapat mempercepat upaya menurunkan kasus stunting di kota Balikpapan.
Untuk itu, diperlukan upaya-upaya dalam menanggulangi kasus stunting mulai dari hulu, tidak hanya kepada balita tapi juga kepada ibu hamil dan calon pengantin supaya melakukan pencegahan stunting.
Karena memang ada beberapa faktor juga yang mendorong kasus stunting diantaranya faktor ekonomi dan pola hidup sehat seperti merokok.
"Sebenernya tahun ini, kita harus menurunkan dibawah 17 persen, karena tahun 2021, 17 persen yang kita raih dan di tahun 2022, malah 19 persen. Di tahun 2024, target secara nasional 14 persen. Artinya ada target, 5 persen yang harus kita turunkan untuk kita Balikpapan," tukasnya.
Editor : Mukmin Azis