MOSKOW, iNewsBalikpapan.id – Rusia mengklaim sistem pertahanan udaranya telah menghancurkan lebih dari 100 drone Bayraktar buatan Turki sejak awal agresi militer di Ukraina. Drone tersebut menjadi salah satu senjata andalan Ukraina dalam menghadapi gempuran pasukan Moskow.
“Saya ingin segera menunjukkan bahwa praktis tidak ada perbedaan mendasar dalam perang melawan drone tingkat strategis seperti American Global Hawk (RQ-4) dan Reaper (MQ-9) atau operasional-taktis Turki ‘Bayraktar-TB’ dibandingkan dengan penangkal pesawat berawak modern,” kata Komandan Pasukan Pertahanan Udara Rusia, Letnan Jenderal Andrei Demin, kepada wartawan, Minggu (9/4/2023).
“Hal ini dibuktikan dengan penghancuran lebih dari 100 Bayraktar yang dikirim ke Ukraina selama seluruh periode operasi militer khusus,” ujarnya.
Dia mengatakan, unit pasukan pertahanan udara Rusia telah menerima sistem radar pertama buatan sendiri untuk melawan drone mini pada tahun lalu.
Turki telah menjual drone Bayraktar TB2 ke Ukraina dalam beberapa gelombang. Di masa lalu, senjata itu digunakan Kiev untuk melawan kelompok separatis yang didukung Rusia di Ukraina Timur.
Pengembangan Bayraktar TB2 dimulai pada 2007 dan melakukan terbang perdana pada 2009. Drone ini mulai digunakan oleh militer Turki pada 2014. Bayraktar TB2 menjadi andalan Turki dalam konflik di Suriah dan Libya.
Dalam perang itu, Bayraktar TB2 menghancurkan sejumlah sistem pertahanan udara jarak pendek buatan Rusia Pantsyr-S1. Pada 2020 Bayraktar TB2 mengalami pengembangan hingga kemampuan terbangnya mencapai rekor dalam sejarah industri militer negara itu.
Sejak itu pula Turki mulai mengekspornya, termasuk ke Ukraina. Namun militer Ukraina baru mulai menggunakannya pada 2021 untuk melawan kelompok separatis di Donbass (Donetsk dan Luhansk).
Editor : Mukmin Azis