JAKARTA, iNewsBalikpapan.id - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati menganalisis kenaikan harga minyak dunia yang sangat tajam. Menurutnya, bahwa harga komoditas mengalami sebuah perkembangan yang cukup menarik pada bulan September 2023.
Misalnya, harga minyak Brent mengalami kenaikan 9,8 persen year-to-date (ytd), bahkan sudah mencapai mendekati 95 dolar AS per barel.
"Kita semuanya mengikuti bahwa pergerakan harga minyak ini ditentukan oleh sinyal dari Arab Saudi dan Rusia yang memang melakukan pengendalian dan pengurangan suplai minyak," ucap dia dalam Konferensi Pers APBN KITA edisi September 2023 secara virtual di Jakarta, Rabu (20/9/2023)
Kemudian, dari sisi permintaan, outlook dari perekonomian Amerika Serikat (AS) relatif resilien meski dihantam inflasi dan suku bunga tinggi. Di sisi lain, China meskipun ekonominya melemah, ternyata permintaan terhadap minyak tidak menurun, bahkan dalam hal ini terjadi kenaikan.
"Sehingga, ini menjadi penyebab kenapa Brent Oil Crude naik pada level yang cukup tinggi dalam waktu yang sangat singkat. Komoditas yang lain masih melanjutkan situasi penurunan atau koreksi dibandingkan tahun lalu yang memang sangat exceptional," tutur Sri Mulyani.
Dia mencatat harga Crude Palm Oil (CPO) Indonesia turun 15,6 persen dibandingkan tahun lalu atau ytd dari awal tahun. Gas pun menurun 30,7 persen dari awal tahun atau ytd. Bahkan, coal atau batu bara turunnya lebih tajam lagi mencapai 56,8 persen
"Sementara itu, beberapa komoditas pangan seperti gandum, kedelai, dan jagung, semuanya juga mengalami koreksi. Dengan situasi ini, kita melihat inflasi di berbagai negara, terutama negara maju, sudah mulai menunjukkan adanya tanda-tanda penurunan," katanya.
Editor : Mukmin Azis