KUTAI KARTANEGARA, iNewsBalikpapan.id - Calon Gubernur Kalimantan Timur, Isran Noor selama ini dikenal sebagai sosok yang sangat dekat dengan rakyat. Isran Noor selalu merasa dirinya bukanlah pejabat, namun bagian dari rakyat.
Contoh nyata tersaji pada akhir pekan saat ruas jalan beton di Dusun Tambah Rejo, Desa Kota Bangun I, Kecamatan Kota Bangun, Kutai Kartanegara (Kukar), dipenuhi kendaraan roda dua yang terparkir di sepanjang bahu jalan.
Puluhan warga berkumpul di depan sebuah rumah kayu beratap seng sederhana di RT 04. Mereka berdiri dalam suasana duka setelah mendengar kabar meninggalnya seorang guru di desa mereka yang ditemukan tidak bernyawa di rumah kontrakannya.
Berita tersebut menyebar cepat di kalangan warga hingga sampai ke telinga Isran Noor, calon Gubernur Kalimantan Timur, yang pada saat itu baru saja menyelesaikan kampanyenya di Desa Kota Bangun III.
Mendengar kabar tersebut, Isran segera bergegas mendatangi rumah almarhumah untuk memberikan penghormatan dan turut berbela sungkawa.
Setibanya di lokasi, Isran bertemu dengan Boinem, salah satu rekan almarhumah yang juga mengajar di sekolah yang sama. Boinem, dengan wajah penuh kesedihan dan mata yang sembab, menceritakan kepada Isran bagaimana ia pertama kali mengetahui kabar duka tersebut. Suaranya bergetar saat ia mengisahkan detik-detik ketika almarhumah ditemukan.
"Sejak semalam, jendela rumah almarhumah terbuka, motornya masih terlihat di luar, namun ketika dipanggil oleh tetangga, tidak ada jawaban. Tetangga kemudian menghubungi saya karena tahu saya rekan kerjanya. Saya pun meminta suami saya untuk memeriksa rumahnya," tutur Boinem.
Boinem melanjutkan, setiba suaminya di rumah almarhumah, ia mencium bau tak sedap yang berasal dari dalam rumah. Awalnya, mereka mengira bau tersebut berasal dari hewan yang mungkin terjebak di dalam.
Namun, setelah memeriksa lewat jendela yang tidak terkunci, mereka menemukan almarhumah telah meninggal dunia di depan laptopnya. Mendengar kisah memilukan ini, Isran Noor dengan penuh empati bertanya mengenai kondisi keluarga almarhumah.
"Bagaimana dengan keluarga almarhumah? Di mana mereka sekarang?" tanya Isran.
Boinem menjelaskan bahwa almarhumah tinggal seorang diri di rumah tersebut, sementara keluarganya berada di Tenggarong. Ia juga menambahkan bahwa dirinya tidak tahu pasti tentang keberadaan suami almarhumah, tetapi mendengar kabar bahwa suaminya berada di Kutai Timur.
Lebih lanjut, Boinem menjelaskan bahwa sejak Kamis, 3 Oktober 2024, almarhumah telah mengajukan izin untuk tidak mengajar karena sedang menyelesaikan tugas dari Balai Guru Penggerak (BPG).
"Beliau adalah guru di SMK Negeri 1 Kota Bangun, terakhir kali izin mengajar pada hari Kamis untuk menyelesaikan tugas PPG," tambahnya.
Setelah mendengar cerita lengkap tentang kepergian almarhumah, Isran Noor secara spontan mengajak warga yang hadir untuk membaca Surah Yasin bersama-sama di halaman rumah.
Dalam doanya, Isran mendoakan agar almarhumah husnul khotimah dan mendapat balasan pahala yang berlipat ganda atas jasa-jasanya dalam mendidik generasi muda.
"Kita doakan semoga beliau husnul khotimah dan segala amal kebaikannya dilipatgandakan pahalanya. Almarhumah telah berjasa besar dalam mencerdaskan anak bangsa, semoga apa yang ia berikan selama hidupnya menjadi bekal yang mulia di sisi-Nya," ucap Isran dengan tulus.
Kehadiran Isran Noor dalam situasi duka tersebut bukan hanya menunjukkan empati pribadi, tetapi juga memperlihatkan kepedulian seorang pemimpin yang berkomitmen untuk selalu hadir bersama masyarakat dalam suka dan duka.
Momen ini meninggalkan kesan mendalam bagi warga setempat, di mana kepedulian terhadap sesama menjadi bukti nyata dari kepemimpinan yang berakar pada nilai-nilai kemanusiaan.
Editor : Mukmin Azis