72 Tahun Persiba Balikpapan: Jaga Asa Naik Kasta Hingga Menanti Kesadaran Pengusaha di Rumah Sendiri
BALIKPAPAN, iNews.id - Hari ini 3 Agustus 2022, tepat perayaan ulang tahun ke 72 tahun Persiba Balikpapan. Bagi tim kebanggaan warga kota Beriman itu, spirit kembali ke kasta tertinggi liga sepakbola tanah air tetap tinggi meski terus dihadang minimnya kepedulian sponsor dari rumah sendiri.
Sejak terdegradasi dari Liga 1 musim 2017, tim berjuluk Beruang Madu ini terus saja berkutat di kasta kedua. Cukup lama memang, hingga memasuki Liga 2 musim 2022/2023 praktis sudah 5 tahun target kembali ke Liga 1 tak tergapai. Meskipun nyaris setiap musimnya wajib menargetkan lolos ke kasta tertinggi.
Bicara degradasi, sebenarnya, Persiba Balikpapan mengulangi kisah tragis yang sama saat terperosok pada musim 1998/1999.
Musim itu Persiba hanya finis di peringkat keenam Grup E Wilayah Timur Liga Indonesia 1998/1999.
Dan nyatanya butuh waktu selama 5 tahun untuk kembali promosi meskipun kala itu masih berlabel Divisi Utama di tahun 2004 promosi dengan bantuan 'berkah' akibat perubahan format kompetisi liga oleh PSSI.
Bicara Persiba Balikpapan tak elok membandingkan era Syahril HM Taher dengan Gede Widiade saat ini. Jauh berbeda memang dan belum pantas untuk dibandingkan.
Di era Syahril HM Taher, selama 14 tahun menangani, prestasi paling mentereng Persiba yakni mampu sukses berada di peringkat ketiga Indonesia Super Liga (ISL) edisi 2009/2010. Selebihnya berkutat di papan tengah dan kerap berada di papan bawah.
Nah, bicara modal tentu tak sedikit untuk ukuran penggila bola memegang tim selama itu. Sejak bukan lagi dimodali APBD daerah, Ketua Syahril mesti merogoh kocek sendiri mendanai tim.
Syahril harus bergerilya mencari suntikan sponsor. Dan jika ditanya bagaimana dukungan sponsor, jawabannya tetap saja minim. Apalagi sponsor dari kota Balikpapan sendiri.
Dia berjuang sendiri dengan mengeluarkan dana cukup besar agar bagaimana publik Balikpapan bisa melihat tim kesayangan ini tampil maksimal di kasta teratas.
Diakuinya permasalahan sponsor sangat sulit didapat. Terkhusus bagi para pengusaha dan perusahaan di Balikpapan.
Bagaimana dengan Gede Widiade? Kini di tangan Pak Gede sejak dipercaya sebagai Presiden Klub di tahun 2019, Persiba sedikit mencoba bertransformasi.
Di musim pertamanya, sponsor luar mulai berdatangan dan mengambil peran dalam menyokong tim selama satu musim, tentu tak dipungkiri saat itu juga masih ada andil Syahril HM Taher, Mantan Walikota Balikpapan Rizal Effendi dan Mantan Sekda Balikpapan Sayid Fadli.
Pak Gede pun punya PR besar, dengan moto 'Bersama Kita Bisa' dia berupaya terus berjuang agar Persiba kembali ke Liga 1.
Memang tak mudah, tak hanya persoalan gengsi, mantan direktur utama Persija itu juga berupaya menyelamatkan finansial tim.
Sejak melanjutkan tongkat estafet Syahril HM Taher, Gede Widiade mengatakan bahwa tujuannya ke Persiba Balikpapan saat itu bukan menjadi investor. Dia hanya diminta untuk membawa Persiba Balikpapan lebih baik lagi ke depannya.
"Saya kemari bukan sebagai investor, tetapi sebagai anaknya Pak Syahril yang dimintai tolong untuk mengembalikan Persiba Balikpapan ke tempat yang memang selayaknya diduduki Persiba Balikpapan," ucap Gede Widiade saat itu
Seperti dejavu, apa yang dialami Syahril HM Taher juga dialami oleh Pak Gede. Kendala nyata dari dua pemodal Persiba Balikpapan itu tetaplah sama.
Tak ada dana segar dari kepedulian perusahaan lokal di rumah sendiri. Dia pun juga mesti merogoh kocek sendiri mendanai tim dengan minimnya dukungan sponsor. Puncaknya saat kompetisi terhenti akibat pandemo Covid-19. Gaji pemain tetap jalan di tengah setopnya kompetisi
Padahal, jauh-jauh hari, Gede Widiade sudah menantang pengusaha lokal Balikpapan untuk ambil bagian mendukung Persiba.
Faktanya, seluruh sponsor Persiba musim ini masih berasal dari Jakarta. Lagi lagi tentu ini tak lepas dari peran Gede Widiade yang memang dikenal sebagai pengusaha sukses. Kondisi ini tentu sangat miris.
Diusia tak lagi muda, mimpi untuk kembali ke kasta tertinggi sepak bola tanah air tentu menjadi kado terindah para suporter fanatik Persiba Balikpapan.
Di usianya kini Persiba tak hanya butuh modal mentalitas dan trah 'jawara' yang masih melekat dalam citra klub tapi juga butuh dukungan finansial keuangan yang ditopang bukan dari penyokong luar daerah saja melainkan dari rumah sendiri.
Dengan harapan, musim ini di usia ke 72 tahun Persiba bertransformasi menjadi tim glamor dengan skuad mentereng agar tiket promosi Liga 1 dalam genggaman. Semoga saja.
Editor : Mukmin Azis
Artikel Terkait