Serupa, pada segmen kelima debat, Gibran menanyakan alasan tim kampanye paslon nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) menggaungkan soal maksimalisasi penggunaan lithium ferrophosphate (LFP) dalam baterai kendaraan listrik. Gibran juga irit penjelasan soal LFP.
Iqbal memandang taktik Gibran dengan melontarkan pertanyaan-pertanyaan jebakan itu menunjukkan kecongkakan. Pasalnya, Gibran terlihat seolah sudah menyiapkan gimik untuk melecehkan Mahfud dan Cak Imin di panggung debat.
"Dia banyak main gimik, tapi tim suksesnya memfabrikasi. Misalnya, soal Gibran salaman dengan Mahfud (usai debat). Itu dianggap kesopanan sebagai anak muda. Itu bagian upaya untuk mengelabui persepsi publik, untuk dikacaukan. Padahal, memang dia tidak matang secara pengalaman," ucap Iqbal.
Iqbal melihat Mahfud terlihat memiliki kecerdasan intelektual dan emosional yang lebih mumpuni ketimbang para cawapres lainnya. Muhaimin tampak memperlihatkan kecerdasan situasional. Itu terlihat saat Mahfud dan Muhaimin tetap tenang saat menerima sindiran dari Gibran. Keduanya secara elegan juga bisa mengembalikan serangan Gibran dengan kritik tersirat.
"Prof Mahfud memang sempat terpancing emosi ketika ditanya greenflation. Tetapi, dia dengan kematangannya tetap sabar dan tidak mau meladeni. Gibran juga menyerang Cak Imin yang menjawab dengan contekan. Justru dengan sangat tenang dan santai, Cak Imin menjawab, 'Iya, saya memang melihat catatan. Tapi, yang penting ini bukan catatan Mahkamah Konstitusi'," ujar Iqbal.
Menurut Iqbal, nasib bangsa ini bakal dipertaruhkan jika sosok seperti Gibran memenangi Pilpres 2024 dan dibiarkan berkuasa. Selain tak matang dan kualitas kecerdasan emosionalnya rendah, gagasan-gagasan Gibran dalam debat juga terkesan sama sekali tak menyentuh persoalan di lapangan.
"Dengan segala hormat, dia (Gibran) belum matang ketika menghadapi satu situasi yang sifatnya spontan, apalagi krisis dan chaotic. Tentu dalam sektor apa pun, kalau kualitasnya semacam itu, akan sangat dipertaruhkan masa depan bangsa ini," kata dia.
Lebih jauh, Iqbal menganggap wajar jika performa debat Gibran berbuah sentimen negatif dan banjir kritik sebagaimana terekam di sejumlah survei pascadebat. Ia meyakini sentimen itu bakal menggerus elektabilitas pasangan Prabowo-Gibran.
"Debat itu paling tidak punya pengaruh tiga sampai tujuh persen. Publik yang bersentimen negatif saya kira wajar. Secara pengalaman, Gibran memang belum cukup matang dan terlihat belum memiliki kecerdasan emosional yang matang," kata dia.
Editor : Mukmin Azis
Artikel Terkait