JAKARTA, iNewsBalikpapan.id - Direktur Eksekutif Indikator Politik, Burhanuddin Muhtadi menyatakan ledakan perolehan suara PSI dalam aplikasi Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) milik Komisi Pemilihan Umum (KPU) bukan hal yang biasa.
Dia mengaitkan fenomena itu dengan teori the law of large numbers atau teori bilangan besar. Menurutnya, jika data yang masuk sudah lebih dari 50 persen, maka perubahan perolehan suara sulit sedinamis perolehan PSI yang naik 19.000 dalam kurun waktu dua jam.
"Menurut the law of large number, kalau data sudah masuk apalagi sudah di atas 50 persen, 65 persen dari total TPS 820.000 lebih di Indonesia itu, (kenaikan suara PSI) enggak main-main, itu jumlah yang sangat besar," kata Burhanudin kepada iNews Media Group, Sabtu (2/3/2024).Dalam kesempatan tersebut, Burhanudin juga menyebutkan ledakan suara bukan hanya dialami PSI, tapi juga Partai Gelora. Kedua partai nonparlemen tersebut merupakan koalisi pendukung Prabowo-Gibran dalam Pilpres 2024.
"Gelora naik 15.000, yang lain kenaikan (perolehan) suaranya kecil-kecil," ujarnya. Sekadar informasi, raihan suara PSI terpotret melonjak tajam dalam beberapa waktu terakhir. Bahkan, raihan suara itu mendekati ambang batas parlemen yakni sebesar 4 persen.
Dari data real count KPU yang dipublikasikan di Sirekap, PSI mendapatkan 2.001.493 suara atau 2,68 persen. Data itu diolah dari rekapitulasi suara di 530.776 TPS pada Senin (26/2/2023) pukul 06.00 WIB. Suara itu terus melonjak hingga Sabtu (2/3/2023) pukul 13.00 WIB. Dari hasil real count terhadap 541.260 TPS pukul 13.00 WIB, PSI mendulang 2.399.469 suara atau 3,13 persen.
Editor : Mukmin Azis
Artikel Terkait