TEHERAN/TEL AVIV, iNewsBalikpapan.id – Konflik di Timur Tengah kian membara. Iran telah memulai serangannya terhadap Israel pada akhir pekan ini, sebagai pembalasan atas serangan militer zionis terhadap Konsulat Iran di Damaskus, Suriah, beberapa waktu lalu.
Genderang perang tampaknya sudah ditabuh. Sebagian kalangan bahkan melihat eskalasi konflik Iran versus Israel kali ini berpotensi menjadi Perang Dunia III.
Pada Sabtu (13/4/2024) malam, Iran meluncurkan serangkaian drone kamikaze alias drone bunuh diri, yang jumlahnya berkisar antara 30 hingga 238, terhadap musuh bebuyutannya, Israel. Serangan tersebut juga dibarengi dengan upaya peretasan oleh Iran terhadap sistem pertahanan Iron Dome yang selama ini menjaga wilayah udara Israel.
Menurut sumber-sumber Iran, peluncuran rudal lebih lanjut oleh Teheran diperkirakan akan dilakukan dalam waktu dekat. Tak hanya itu, ada lebih banyak lagi serangan yang bakal dilakukan oleh mitra-mitra Iran di Timur Tengah terhadap Israel.
Sebagai tanggapan, Perdana Menteri Israel Netanyahu mengeluarkan peringatan bahwa negaranya siap menghadapi serangan Iran. Dia bahkan bersumpah akan membalas serangan Teheran “tanpa ampun”.
Sementara Kementerian Pertahanan Iran mengancam akan menyerang balik negara mana pun yang memberi akses atau jalan bagi Israel atas wilayah udara atau wilayah darat mereka untuk melakukan serangan semacam itu ke Iran.
Salah satu sekutu Amerika di Timur Tengah, Yordania, telah membuka wilayah udaranya bagi Israel. Sejumlah jet tempur AS pun dilaporkan telah menyerang dan menjatuhkan drone-drone Iran dari Yordania.
Pada saat yang sama, “pesawat kiamat” Israel, yaitu sebuah pesawat dengan perlengkapan khusus yang belum pernah digunakan sebelumnya, kini telah mengudara. Hal tersebut mengisyaratkan adanya potensi penyebaran senjata nuklir dalam perang kali ini.
Iran kini berada di ambang perang besar melawan Israel beserta sekutunya. Terlepas dari itu, kekuatan militer siapa yang lebih unggul antara dua negara bermusuahan tersebut?
Dilansir dari laman BNE IntelliNews, Sabtu (13/4/2024), di atas kertas, angka-angka menunjukkan bahwa Iran lebih diuntungkan. Negeri Persia itu memiliki populasi 89 juta jiwa dibandingkan dengan Israel yang hanya punya 10 juta penduduk. Iran juga memiliki jumlah calon wajib militer yang jauh lebih besar, dengan total lebih dari 41 juta orang, dibandingkan Israel yang hanya berjumlah lebih dari 3 juta jiwa.
Personel militer aktif Iran berjumlah 610.000 orang, jauh lebih banyak dibandingkan jumlah personel militer Israel yang kurang dari 200.000 orang. Bahkan, ketika pasukan paramiliter dan pasukan cadangan kedua negara juga dimasukkan, rasio tersebut bakal semakin menguntungkan Iran dengan jumlah satu juta berbanding 642.000 personel.
Akan tetapi, angka-angka mentah itu saja tidak bisa menjelaskan kondisi kekuatan militer mereka keseluruhan. Faktor kualitatif seperti pelatihan perang, teknologi militer, dan semangat juang para prajurit juga harus dipertimbangkan.
Untuk hal-hal tersebut, Israel tampaknya memiliki beberapa keunggulan sendiri. Anggaran militernya mencapai 24,4 miliar dolar AS atau nyaris 2,5 kali lebih besar dari anggaran militer Iran yang hanya 10 miliar dolar AS. Kekuatan dana tersebut memungkinkan Tel Aviv memiliki persenjataan yang lebih canggih dan kesiapan pasukan yang lebih unggul.
Data yang diirilis laman Global Firepower menunjukkan, persenjataan Israel antara lain mencakup 612 pesawat tempur dibandingkan Iran yang memiliki 551 pesawat tempur. Negara Yahudi itu juga punya 146 helikopter dengan 48 unit di antaranya berupa helikopter serang. Sementara Iran yang memiliki 129 helikopter militer, dengan hanya 13 unit di antaranya yang berjenis helikopter serang.
Meskipun Iran memiliki keunggulan dalam hal jumlah tank, roket, dan artileri derek, sebagian besar peralatan tersebut usianya sudah tua dan kurang berdaya bila dibandingkan sistem teknologi Israel yang lebih unggul. Selain itu, Israel diyakini memiliki triad nuklir strategis, yaitu kemampuan melancarkan serangan nuklir dari darat, udara, maupun laut. Kondisi ini memberikan Israel kekuatan pencegah yang dahsyat yang tidak dapat ditandingi oleh Iran.
Yang tak kalah pentingnya, Israel juga mendapat dukungan penuh dari Amerika Serikat, pengabdi setia zionis. Ketika konflik meletus, AS dapat mengerahkan kapal induk bertenaga nuklir USS Dwight Eisenhower dan kelompok jet tempur yang menyertainya ke arah Israel. Semua kondisi ini bisa menjadi faktor penentu, karena keunggulan teknologi militer AS dan jangkauan globalnya bakal memberikan keuntungan bagi Israel.
Di luar semua itu, dunia masih menunggu kelanjutan dari episode konflik ini. Masyarakat dunia tentunya khawatir akan dampak global yang ditimbulkan oleh peperangan yang sudah di depan mata ini. Kita berharap, semua pihak mampu menahan diri sehingga perang besar itu tidak terjadi.
Editor : Mukmin Azis
Artikel Terkait