Kondisi ini, dinilai oleh Hashim akan berdampak pada kualitas belajar siswa. Alhasil, konsentrasinya belajar siswa meningkat dan berdampak pada daya tangkap atas materi yang disampaikan oleh guru.
"Makanya kita bisa mengerti bahwa ranking pendidikan kita sangat buruk, nomor 1 itu ada Singapura, Finlandia. Indonesia terburuk di dunia," tutur dia.
Hashim menjelaskan, buruknya kualitas belajar di sekolah ini akan berdampak negatif di masa depan. Terutama dalam menyambut era demografi 10 tahun mendatang. Daya saing SDM terancam kalah, atau bahkan lambat untuk menyesuaikan dengan kebutuhan industri.
"Ada 18 juta anak masuk sekolah lapar setiap hari. Jumlah anak sekolah ada sekitar 48 juta anak, 40 juta anak sekolah, dan 8 juta di Pesantren. Kalau mereka sekolah itu kerap lapar, di rumah juga lapar," kata Hashim.
Artikel ini telah tayang di iNews.id
Editor : Mukmin Azis
Artikel Terkait