Menurut Faisal, keberadaan siklon dan bibit siklon tersebut berpotensi memicu hujan dengan intensitas tinggi hingga sangat tinggi, serta meningkatkan risiko gelombang laut tinggi di sejumlah perairan Indonesia.
“Kami telah berkoordinasi dengan BNPB, BPBD, dan Basarnas agar masyarakat tetap waspada namun tidak panik, selama kita terus memantau kondisi dan bersiap menghadapi potensi hujan lebat serta gelombang tinggi,” ujarnya.
Faisal juga menegaskan bahwa Indonesia tidak menghadapi situasi ini sendirian. Ia menyebut Indonesia telah ditetapkan oleh Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) sebagai pusat peringatan siklon tropis atau Tropical Cyclone Warning Center.
Dalam menjalankan peran tersebut, Indonesia secara aktif menjalin komunikasi dan pertukaran data dengan negara-negara lain seperti Australia, Jepang, dan India untuk memantau dan menganalisis perkembangan Siklon Tropis Bakung yang saat ini bergerak mendekati wilayah Indonesia.
Editor : Abriandi
Artikel Terkait
