3. Air Terjun Tanah Merah
Sesuai dengan namanya, tanah yang ada di dasar air terjun yang berlokasi di Jalan Muara Badak ini berwarna agak kemerahan. Memiliki ketinggian setinggi 15 meter, menciptakan suara gemuruh air yang berjatuhan.
Di sini kamu bisa bermain air, atau sekedar duduk santai menikmati pemandangan dari gazebo yang disediakan.
4. Kebun Raya Unmul
Tempat wisata di Samarinda ini merupakan hutan pendidikan milik Universitas Mulawarman, yang telah dijadikan objek wisata terbuka untuk wisatawan umum. Berjarak sekitar 10 km dari Kota Samarinda, Kebun Raya Ummul ini berlokasi di daerah Tanah Merah, Samarinda Utara.
Kebun Raya Unmul Samarinda. Foto: Instagram/visitkotatepian
Kamu bisa melakukan banyak aktivitas yang menyenangkan di sini. Mulai dari bersepeda mengelilingi kebun, mengunjungi kebun binatang mini yang ada di sini, dan masih banyak lagi.
5. Pulau Kumala
Berjarak 27 km dari Kota Samarinda, pulau yang satu ini berlokasi di Jalan KH Ahmad Muksin Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara. Pulau ini terbentuk dari endapan lumpur Sungai Mahakam.
Tempat wisata ini juga memiliki taman rekreasi yang dilengkapi 10 wahana permainan, mulai dari jet coaster, gokar, kereta gantung, dan lain-lain. Selain itu, pengunjung juga bisa menikmati pemandangan Kota Tenggarong dari ketinggian dengan menaiki Sky Tower yang menjulang tinggi.
6. Pulau Beras Basah
Berlokasi di Bontang, pulau yang satu ini memiliki pemandangan yang sangat eksotis. Kamu bisa menyaksikan jernihnya air laut serta hamparan pasir putih yang ada di tempat wisata ini. Bukan hanya pemandangan sekitar pulau yang mampu mengobati rasa lelah, pemandangan bawah laut di Pulau Beras Basah juga akan membuat kamu terkagum-kagum dengan keindahannya.
7. Desa Budaya Pampang
Tempat wisata di Samarinda satu ini menjadi destinasi wisata budaya. Kampung yang dihuni oleh suku Dayak asli ini menjadi salah satu daya tarik utama pengunjung.
Bukan hanya melihat aktivitas warga suku Dayak, di sini kamu juga bisa melihat pertunjukan yang rutin dilaksanakan setiap hari minggu di balai pertemuan.
Editor : Mukmin Azis