get app
inews
Aa
Read Next : Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida Jalani Operasi Sinus

Sejarah Lahirnya Satuan 81 Kopassus, Pasukan Antiteror Bentukan Luhut dan Prabowo

Jum'at, 01 Juli 2022 | 19:00 WIB
header img
Foto Prabowo Subiyanto bersama Luhut Binsar Pandjaitan saat mengikuti pendidikan di Special Forces Amerika Serikat. Foto: Istimewa

JAKARTA, iNews.id - Detasemen Khusus 81 Kopassandha atau kini dikenal dengan nama Satuan 81 Kopassus kini sudah berusia 40 tahun. Sebelumnya satuan ini bernama Sat-81/Gultor Kopassus.

Dalam sejarahnya, pasukan elite penanggulangan teror Korps Baret Merah itu telah banyak menorehkan tinta emas. Baik operasi militer maupun operasi kemanusiaan.

Mulai dari pembebasan sandera penumpang Pesawat Garuda DC-9 di Bandara Don Mueang, Bangkok, Thailand atau yang dikenal dengan Operasi Woyla. Kemudian Operasi Mapenduma yang membebaskan sandera 9 peneliti asing yang tergabung dalam Ekspedisi Lorentz di Papua pada 1996.

Selanjutnya Operasi pembebasan KMV Sinar Kudus dari perompak di Somalia pada 2011; Operasi pembebasan 347 sandera di Tembagapura, Papua pada 2017; dan operasi kemanusiaan lainnya.

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dalam bukunya yang berjudul “Kepemimpinan Militer: catatan dari pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto“ menyampaikan kesannya saat awal pembentukan Satuan 81 ini. Dalam bukunya, Prabowo menceritakan awal mula pertemuannya dengan Luhut Pandjaitan yang kini menjabat Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi.

Kala itu, Prabowo masih berpangkat kapten, sementara Luhut baru kembali dari Operasi Nanggala 5 di Timor Timur. Singkat cerita, Luhut kemudian diangkat menjadi kepala seksi 2 operasi dan Prabowo sebagai wakilnya. Keduanya saat itu langsung dikirim oleh sekolah Special Forces ke Amerika Serikat (AS).

"Pada 1981, sejak kembali dari Amerika, saya bersama Pak Luhut dipanggil oleh Pak Benny Moerdani. Kami diperintahkan untuk sekolah ke Jerman, sekolah antiteror GSG9,” tulis Prabowo dalam bukunya dikutip Jumat (1/7/2022).

“Setelah sekolah itu, kami diperintahkan membentuk pasukan antiteror yang kemudian diberi nama Detasemen 81 karena dibentuk pada 1981,” ujar Prabowo.

Tak lama kemudian, Detasemen 81 berhasil dalam operasi pembebasan sandera di Woyla.

“Ini adalah salah satu peristiwa pembebasan sandera yang paling terkenal di dunia pada saat itu,” kenang Prabowo.

Saat membentuk dan melatih pasukan antiteror Indonesia, Prabowo menyebut Luhut banyak memberikan masukan terutama untuk menyusun rencana latihan dan administrasi pembangunan. Bahkan,

Prabowo muda saat itu sudah diberi tanggung jawab untuk pembangunan pangkalan maupun pengorganisasian. Prabowo mengatakan hubungannya dengan Luhut sangat baik.

"Tapi memang benar, karena kadang sifat kami berdua yang sama-sama Alpha akhirnya juga sering terjadi percikan-percikan. Gaya kepemimpinan dan kepribadian kami sama-sama keras,” katanya.

Namun, Prabowo mengaku belajar banyak dari sosok Luhut. Menurutnya, Luhut orang yang tegas dan berkemauan keras.

"Beliau juga punya fisik yang baik. Beliau memimpin dari depan. Beliau sering lari, dan lari beliau selalu di depan. Saya memang tidak sekuat beliau larinya. Maklum, mungkin ini genetika, saya sering berseloroh orang-orang luar Jawa itu biasanya lebih kuat daripada orang dalam Jawa karena di luar Jawa kampung-kampung itu jauh. Mungkin pada saat itu genetiknya menjadi kuat lari, kuat jalan. Beliau sering memimpin dari depan. Pak Luhut juga penembak yang bagus. Beliau orang yang teliti,” kenang Prabowo.

Setelah kebersamaan yang cukup melekat, keduanya kemudian berpisah. Luhut melanjutkan Sekolah Staf dan Komando ABRI, sementara Prabowo menjalani Kursus Lanjutan Perwira.

"Kami berpisah dan jarang lagi bertugas bersama, tetapi kami saling menghormati walaupun kadang-kadang perbedaan pandangan tapi di ujungnya kita selalu bersatu untuk kepentingan merah putih,” tutur Prabowo.

Editor : Mukmin Azis

Follow Berita iNews Balikpapan di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut