get app
inews
Aa Text
Read Next : Jokowi Pensiun Bawa Pulang 43 Ekor Kambing ke Solo

Asal Usul Angkringan, Berdiri Sejak 1930 dari Ide Usaha Gerobak Pikul Eyang Karso di Klaten

Minggu, 17 Juli 2022 | 20:09 WIB
header img
Ilustrasi Angkringan (Foto: Shutterstock)

JAKARTA, iNews.id – Siapa yang tak kenal Angkringan, tempat makan dan minum serta tongkrongan asyik pinggir jalan. Angkringan sudah ada, terutama di Solo, Klaten dan Yogyakarta sebelum kafe menjamur. Tapi apakah tahu sejarah hadirnya Angkringan. Angkringan bisa disebut juga dengan HIK (Hidangan Istimewa Kampung). Namun, sebagian orang menyebut sebagai Hidangan Istimewa Klaten. Mengapa Klaten yang berada di wilayah Jawa Tengah ikut disebut-sebut. Ternyata memang ada hubungannya. 

Popularitas angkringan tidak hanya di Yogyakarta, Klaten atau Solo dan wilayah Jawa Tengah lainnya, namun sudah merambah ke kota-kota besar lainnya. Tetapi ada beberapa hal yang khas. Yakni nasi kucing atau masih dengan porsi sedikit yang telah dibungkus.  Selain itu, ada ceret atau tempat minum yang mendidih sepanjang waktu. Biasanya, angkringan menggunakan arang untuk merebus airnya. Fungsi lainnya adalah untuk bakar-bakaran sate yang disajikan. 

Berdasarkan informasi dari berbagai sumber, angkringan itu bukan berasal dari Yogyakarta, melainkan Klaten. Sejarah awalnya ternyata dimulai sejak tahun 1930-an.  Ceritanya ada warga yang berasal dari Desa Ngerangan, Kabupaten Klaten, bernama Karso Dikromo yang kemudian akrab disapa Eyang Karso.   Eyang Karso yang juga punya nama panggilan Jukut ini memutuskan pergi merantau ke daerah Solo untuk menyambung hidup usai menjadi tulang punggung keluarga setelah ayahnya meninggal dunia.Sempat menggeluti berbagai profesi.  Singkat cerita, Eyang Karso bertemu dengan sosok Mbah Wiryo hingga akhirnya keduanya merintis usaha makanan yang menjadi cikal bakal angkringan saat ini.  

Awalnya, keduanya menjual terikan, yang merupakan makanan khas dari Jawa Tengah yang terbuat dari bahan dasar aneka protein dan dimasak dengan kuah kental.  Mereka menjual makanan ini di malam hari karena pada masa itu belum banyak yang berjualan makanan saat malam hari. Selama berjualan, Eyang Karso dan Mbah Wiryo perlahan menambah menu makanan dan minuman yang disajikan. 

Keduanya lantas mendapat ide menjajakan minuman seperti wedang jahe, teh manis panas, kopi panas, hingga aneka minuman kesehatan tradisional lain yang bisa dikonsumsi untuk menghangatkan tubuh di malam hari.  Setelah itu, mereka pun mendapatkan ide untuk menambah menu jajanan atau camilan, seperti pisang rebus, ubi goreng, dan lain sebagainya yang disebut ‘Hidangan Istimewa Kampung’.  Itulah alasan mengapa angkringan juga akrab dengan penyebutan HIK.
 

Editor : Mukmin Azis

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut