BALIKPAPAN, iNewsBalikpapan.id - Mendapat julukan 'Kota Minyak' begitulah kota Balikpapan yang dikenal karena identik dengan industri perminyakan. Sejak hadirnya Ibu Kota Nusantara di Kalimantan Timur, kota ini mendapat julukan baru yakni kota Penyangga Ibu Kota Nusantara.
Mundur ke tahun 1897 silam, untuk pertama kalinya Kota Balikpapan terdapat sumur pengeboran. Terletak di kaki Gunung Komendur, timur Teluk Balikpapan, sumur ini diberi nama Mathilda.
Mengutip dari website resmi Kota Balikpapan, sumur minyak Mathilda berasal dari nama anak JH Menten dari JH Menten dna Firma Samuel & Co.
Perusahaan tersebut ditunjuk oleh Pemerintah Hindia Belanda sebagai pemegang Hak Konsesi Pengeboran, yang mana mereka mengontrak Balikpapan dari Kesultanan Kutai.
Sejak saat itu jumlah pengeboran minyak di Balikpapan semakin lama kian bertambah. Imbasnya, pada tahun 1900-an akhirnya semakin banyak pendatang dari China, Jawa, hingga India.
Julukan 'Kota Minyak'
Kota Balikpapan yang kini menjadi penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN) punya julukan Kota Minyak. Terang saja, ini tak lepas dari produksi minyak yang bisa menyentuh angka 86 juta barel tiap tahunnya.
Lewat industri minyak yang berkembang luar biasa ini, kota yang dulunya disebut 'Kampung Nelayan' inipun berubah jadi kota industri. Tapi sekarang ini kegiatan utama di Kota Minyak sudah berubah, tak lagi fokus pada pengeboran.
Kota Balikpapan saat ini dikenal sebagai lokasi pengolahan minyak mentah dari berbagai daerah sekitarnya. Misalnya saja daerah Sepinggan, Bekapai, dan Tarakan.
Editor : Mukmin Azis