BRUSSELS, iNewsBalikpapan.id - Uni Eropa resmi menaikkan tarif impor untuk mobil listrik China mulai hari ini, Jumat (5/7/2024). Hal ini dilakukan Brussels untuk melindungi industri otomotif di blok tersebut.
Mengutip BBC, tarif impor baru untuk masing-masing produsen kendaraan listrik China berkisar antara 17,4 persen hingga 37,6 persen. Angka tersebut di luar bea masuk 10 persen yang telah berlaku untuk semua mobil listrik yang diimpor dari China.
Dengan penerapan tarif impor baru tersebut membuat harga kendaraan listrik di seluruh Uni Eropa meningkat.
Adapun, langkah yang dilakukan Uni Eropa ini merupakan pukulan besar bagi Beijing, yang sudah terlibat perang dagang dengan Washington.
Pasalnya, Benua Biru merupakan pasar luar negeri terbesar bagi industri kendaraan listrik China dan negara tersebut mengandalkan produk-produk berteknologi tinggi untuk membantu menghidupkan kembali perekonomian yang lesu.
Para pejabat Uni Eropa mengatakan, kenaikan tarif impor ini didorong oleh subsidi yang tidak adil yang memungkinkan kendaraan listrik buatan China dijual dengan harga yang jauh lebih rendah dibanding kendaraan listrik yang diproduksi di Eropa. China telah membantah tuduhan tersebut berulang kali.
Tarif impor mobil listrik ini sudah mulai berlaku, namun saat ini bersifat sementara sembari penyelidikan terhadap dukungan Pemerintah China kepada produsen kendaraan listrik terus berlanjut. Aturan tersebut kemungkinan besar tidak akan diberlakukan hingga akhir tahun ini.
Aturan ini tidak hanya berdampak pada produsen mobil listrik asal China. Perusahaan-perusahaan Barat yang membuat mobil di China juga berada di bawah pengawasan Uni Eropa.
Keputusan yang diambil Uni Eropa mungkin terlihat sepele jika dibandingkan dengan langkah AS baru-baru ini yang menaikkan total tarif kendaraan listrik China hingga 100 persen.
Jumlah kendaraan listrik yang dijual oleh produsen mobil China di seluruh Uni Eropa meningkat dari hanya 0,4 persen dari total pasar kendaraan listrik pada 2019 menjadi hampir 8 persen pada tahun lalu, menurut data Transport and Environment (T&E).
T&E memproyeksikan perusahaan seperti BYD dan Shanghai Automotive Industry Corporation (SAIC), pemilik merek MG asal Inggris di China, dapat mencapai pangsa pasar sebesar 20 persen pada tahun 2027. Namun, tidak semua kendaraan listrik buatan China akan terkena dampak yang sama dari tarif baru ini.
Besaran tarif impor mobil listrik asal China dihitung berdasarkan perkiraan berapa banyak bantuan negara yang diterima masing-masing perusahaan. Berdasarkan kriteria ini, Komisi Eropa telah menetapkan tarif individual pada tiga merek kendaraan listrik China, yaitu SAIC, BYD, dan Geely.
SAIC terkena tarif baru tertinggi sebesar 37,6 persen. Perusahaan ini merupakan mitra Volkswagen dan General Motors. Selain itu, SAIC juga pemilik merek MG, yang memproduksi salah satu kendaraan listrik terlaris di Eropa, MG4.
Kemudian, produsen mobil listrik terbesar di China, BYD akan terkena bea tambahan sebesar 17,4 persen untuk kendaraan yang dikirim dari China ke Uni Eropa. Selain itu, produsen mobil listrik Geely, yang juga merupakan pemilik Volvo, akan terkena tarif tambahan sebesar 19,9 persen.
Perusahaan lain, termasuk produsen mobil Eropa yang mengoperasikan pabrik di China atau melalui usaha patungan, juga harus membayar lebih untuk membawa mobil listrik ke Uni Eropa.
Perusahaan yang dianggap bekerja sama sama dalam penyelidikan akan dikenakan bea tambahan sebesar 20,8 persen, sedangkan mereka yang dianggap tidak kooperatif oleh penyelidik Ini Eropa akan dikenakan tarif lebih tinggi sebesar 37,6 persen.
Editor : Mukmin Azis