Energi Hijau dari Desa: PLN Gandeng Warga Samboja Bangun Kedaulatan Energi

SAMBOJA, iNewsBalikpapan.id — PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Timur (UIP KLT) kembali menegaskan perannya sebagai penggerak transformasi energi di daerah. Kali ini, melalui kegiatan sosialisasi Program Desa Lumbung Energi Hijau dan Pakan Protein Nabati yang digelar di Kelurahan Sungai Merdeka, Kecamatan Samboja Barat, PLN memperkenalkan potensi besar dari tanaman Kaliandra, Lamtoro, dan Gamal sebagai sumber energi biomassa sekaligus pakan ternak.

Kegiatan yang berlangsung di Balai Kelurahan Sungai Merdeka ini turut dihadiri unsur Forkopimcam, ketua RT, tokoh masyarakat, kelompok tani, dan Tim Pos Pelayanan Teknologi (Posyantek) Kaltim sebagai narasumber teknis.

Baca Juga

PLN Latih Siswa Balikpapan Konversi Motor Listrik, Cetak SDM Unggul Dukung Energi Bersih Nasional

Dalam sambutannya, Senior Manager Perizinan, Pertanahan, dan Komunikasi PLN UIP KLT, Ferdyan Hijrah Kusuma, menekankan bahwa transisi energi tidak akan berhasil tanpa partisipasi aktif dari desa.

“PLN hadir bukan sekadar penyedia listrik. Kami ingin desa menjadi bagian dari solusi energi nasional. Ini tentang ekonomi rakyat, bukan sekadar kilowatt,” tegas Ferdyan.

Lebih lanjut, ia menyebut bahwa program ini adalah bagian dari Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PLN yang berpihak pada keberlanjutan dan inklusi masyarakat desa dalam sistem energi bersih nasional.

General Manager PLN UIP KLT, Raja Muda Siregar, menyatakan bahwa inisiatif ini, meski tampak sederhana, merupakan investasi jangka panjang menuju kemandirian energi dan ketahanan pangan.

“Kita tidak bicara proyek satu dua bulan, tapi pembangunan fondasi ekonomi desa berbasis energi hijau. PLN siap jadi jembatan antara rakyat, dunia usaha, dan pemerintah,” ungkapnya.

Melalui skema kemitraan business to business (B2B), hasil panen dari tanaman energi seperti Kaliandra akan langsung dikontrak oleh mitra pengguna, termasuk PLN sendiri. Hal ini menjadi solusi dari kekhawatiran masyarakat atas program sejenis yang sebelumnya gagal berkelanjutan.

Editor : Mukmin Azis