Dorong Gaya Hidup Ecogreen, Warga Desa Handil Terusan Dilatih Olah Limbah Biomassa
TENGGARONG, iNewsBalikpapan.id - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) IKM Universitas Nahdlatul Ulama Kalimantan Timur (UNU Kaltim) menggelar program pemberdayaan masyarakat berbasis pengolahan limbah biomassa di Desa Handil Terusan, Kecamatan Anggana, Kutai Kartanegara.
Program yang berlangsung sejak Oktober hingga Desember 2025 ini merupakan bagian dari skema Pengabdian Masyarakat BEM (PM-BEM) yang didukung pendanaan dari Kemdiktisaintek melalui Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) 2025
Program ini melibatkan Kelompok PKK dan Kelompok Tani Handil Terusan sebagai mitra, dengan fokus pada peningkatan pemanfaatan limbah rumah tangga serta limbah pertanian yang selama ini belum tertangani dengan baik.
Ketua PKK Desa Handil Terusan, Nurul Wahyu menjelaskan, peningkatan volume sampah menjadi tantangan sejak desa tersebut berdiri pada 1998. Sebagian besar limbah berasal dari aktivitas dapur, terutama minyak jelantah langsung dibuang.
Namun, melalui program ini, masyarakat melalui kelompok PKK mendapatkan pelatihan mengolah minyak jelantah menjadi sabun cair, sabun batang, dan lilin aromaterapi, serta memanfaatkan kulit buah naga menjadi seduhan sehat, selai, pancake, hingga yogurt.
"Pelatihan ini membuka wawasan baru bagi ibu-ibu PKK tentang bagaimana limbah rumah tangga bisa diolah menjadi produk berguna untuk kebutuhan sehari-hari," ujarnya, Selasa (18/11/2025).
Selain itu, pada sektor pertanian, kelompok tani yang menghadapi masalah limbah biomassa pascapanen mendapatkan pelatihan pembuatan kompos cair dari sisa sayuran serta biochar berbahan sekam padi.
Selama ini, limbah tersebut lebih sering dibakar atau ditumpuk begitu saja. Pupuk kompos dan biochar langsung diuji di lapangan dan mampu menstabilkan keasaman tanah rawa.
Dosen pelaksana UNU Kaltim, Ida Rosanti, menjelaskan, kombinasi kedua bahan tersebut dapat memberikan dampak positif pada kesehatan tanah.
“Pupuk kompos cair dan biochar sekam mampu membantu menetralkan pH tanah sekaligus mendukung praktik pertanian organik yang lebih ramah lingkungan,” katanya.
Uji coba awal menunjukkan perkembangan positif pada pertumbuhan tanaman padi yang diberi kompos cair dan biochar. Perbedaan terlihat jelas dibandingkan tanaman yang tidak mendapatkan perlakuan tersebut.
Selain itu Ketua Kelompok Tani, Mansur, juga menambahkan harapannya agar inovasi ini dapat berlanjut dan memberikan manfaat jangka panjang bagi petani desa.
“Hasil awalnya cukup menjanjikan, dan kami berharap metode ini bisa meningkatkan hasil panen kami ke depannya,” tutupnya.
Kegiatan ini dipimpin oleh Retno Prasetia sebagai Ketua Pelaksana, bersama dua dosen anggota tim, Pratiwi Jati Palupi dan Ida Rosanti.
Editor : Abriandi