JAKARTA, iNews.id - Hidayah Islam dialami Yuliana, ibu cantik mualaf berdarah China-Indonesia yang akhirnya mendapat hidayah saat 10 malam terakhir bulan Ramadhan.
Yuliana terlahir dari orangtua berbeda agama, sang ayah memeluk Islam, sedangkan ibunya non-Muslim. Ia pun mengikuti agama sang ibu.
Beranjak dewasa, Yuliana pergi merantau dan berjuang sendirian menghadapi lika-liku kehidupan. Saat itulah dia mendadak merasa hampa, meski memiliki banyak kesibukan. Yuliana pun mencari berbagai cara untuk mengisi ruang di hatinya.
Hingga akhirnya pada 30 Juni 2018, tepatnya saat 10 malam terakhir bulan Ramadhan, Yuliana mendapat hidayah Islam dari Allah Subhanahu wa ta'ala. Mulanya dia mengadu kepada Tuhan karena merasa kesepian. Tiba-tiba Yuliana merasa dipeluk oleh Sang Pencipta dan tubuhnya tersungkur seperti bersujud.
"Saya langsung lemas, badan saya langsung panas sekali, beberapa saat saya bangun dari sujud itu seakan-akan beban saya sudah enggak ada. Itu saya nangis langsung," kata Yuliana, dikutip dari kanal YouTube Vertizone TV, Senin (1/8/2022).
Mendapat hidayah, Yuliana langsung menghubungi sang adik yang memeluk agama Islam. Setelah berbincang dan merasa yakin dengan kepercayaannya, ia pun bergegas pergi ke Mualaf Center Indonesia untuk mengucapkan syahadat dan menjadi mualaf. Bahkan, dirinya langsung menutup auratnya menggunakan hijab.
"Pertama kali wudhu saya nangis, karena saya merasa sangat kotor yang saya akui itu dari lidah kita. Lisan kita itu enggak pantas. Jadi, saya bersyukur banget Allah mau mungut sampah kayak saya," ucap Yuliana.
Menjadi mualaf membuatnya kehilangan sang suami. Yuliana kini menjadi orangtua tunggal dari empat anak yang masih kecil. Bahkan si sulung pun masih berusia 13 tahun.
Anehnya, meski harus memikul tanggung jawab mendidik, membimbing, membiayai, dan membesarkan anak-anaknya sendirian, Yuliana tidak pernah takut hidup kekurangan. Dia yakin keputusannya menjadi mualaf tidak akan mengurangi rezeki dari Allah Subhanahu wa ta'ala.
"Saya yakin banget kita enggak akan lapar. Yang penting mintanya sama Allah, jangan sama manusia. Alhamdulillah-nya, masya Allah, sampai detik ini saya dan anak saya enggak pernah enggak makan," ungkapnya.
Tidak sendirian, keempat anak Yuliana pun turut bersyahadat dan menjadi mualaf. Bahkan salah satu anaknya sangat antusias menyaksikannya bersyahadat. Rupanya momen ini memang sudah dinanti-nantikan oleh sang anak sejak lama.
"Sebelum saya mualaf, anak saya sempat tiba-tiba ngajak jadi Muslim. Katanya Islam enak, dia sering ngaji dan dapat makanan, ibu-ibunya juga baik. Namanya anak-anak ya polos banget. Di situ saya belum mendapat hidayah. Makanya pas saya bilang mau masuk Islam, dia antusias dan senang banget," ceritanya.
Yuliana mengaku merasa sangat damai dan bahagia setelah masuk Islam, apalagi saat melaksanakan puasa Ramadhan pertamanya pada 2019.
"Itu saya benar-benar menikmati sekali sebagai Muslim dan yang saya juga nikmati itu tarawih. Momen Ramadhan ini masya Allah," ucapnya.
Meski menikmati setiap prosesnya, bukan berarti Yuliana tidak mengalami kesulitan. Dia mengakui jika menghafal bacaan sholat dan membaca Alquran tidak semudah membalikkan telapak tangan. Dirinya pun belajar dan usaha dengan giat demi menyempurnakan imannya.
"Setiap sholat, saya nangis. Belajar itu memang enggak gampang, tapi yang penting kita harus rindu mau sholat, rindu mau belajar. Jadi, setiap hari kita harus rindu sama Allah," katanya.
Sampai saat ini Yuliana masih terus memperdalam ilmu agama Islam. Dia tidak pernah absen mencari kajian untuk memperbarui pengetahuannya. Bahkan, Yuliana selalu Sholat Subuh dan berinfak di Masjid.
Menurutnya, Islam adalah agama yang sempurna. "Di Islam, saya menemukan sesuatu yang luar biasa," tandasnya.
Allahu a'lam bisshawab.
Editor : Mukmin Azis
Artikel Terkait