BALIKPAPAN, iNews.id - Tarif angkutan kota (angkot) di Kota Balikpapan dipastikan naik, menyusul harga bahan bakar minyak (BBM). Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Balikpapan Elvin Junaidi menyatakan, kenaikan ditetapkan berkisar mulai dari Rp500 hingga Rp1.000.
Kenaikan tersebut berlaku untuk semua trayek angkot. Namun demikian, tarif baru tetap menyesuaikan jarak.
Elvin menerangkan, keputusan menaikan tarif mempertibangkan masukan berbagai pihak, terutama pengusaha dan pengelola jasa angkot.
“Ada skemanya, gak bisa dirata-ratakan. Pastinya menyesuaikan dengan jarak rute,” ujarnya, Kamis (22/9/2022).
Sebagai informasi, diputuskan naik, tarif angkot di Kota Balikpapan berlaku rata-rata Rp5.000 untuk jarak dekat. Sementara untuk pelajar, jauh-dekat belaku tarif Rp2.000.
Elvin mengakui, setelah perubahan, tarif angkot untuk rute terjauh bisa mencapai antara Rp7.000 hingga Rp.8000 sekali naik.
“Hampir semua rute di delapan trayek angkot mengalami penyesuaian tarif. Jadi bergantung seberapa jaraknya,” tuturnya.
Di lain sisi, Organda Balikpapan mengaku belum mendapat informasi mengenai kebijakan ini. Jika memang benar resmi diberlakukan, Ketua Organda Balikpapan Mubar Yahya sejak jauh hari menolak adanya kenaikan. Apalagi, jika penyesuaian tarif ditempuh berdasarkan faktor dampak kenaikan BBM.
Mubar justru ingin Pemerintah Kota agar memberi kompensasi kepada sopir, ketimbang menaikan tarif angkot.
“Kami sebenarnya menolak. Akan lebih baik jika para sopir itu diberi kompensasi atas kenaikan harga BBM,” ucapnya.
Dengan adanya kenaikan tarif, Mubar khawatir akan semakin menyusutkan jumlah penumpang angkot. Mengamati tarif lama angkot, Ia mengaku jumlah penumpang sudah sangat sedikit.
“Dengan tarif yang lama aja, penumpang yang naik cuma 1-2 orang. Bagaimana kalau (tarif) dinaikkan, bisa jadi 1-0 aja,” sambungnya.
Masalah tingginya tarif angkot ini, menurutnya menjadi salah satu faktor yang menyebabkan jumlah angkot yang beroperasi terus tergerus. Ia tak ingin dengan munculnya kebijakan menaikan tarif akan memperparah kondisi tersebut.
Menurut catatan Organda, jumlah angkot yang aktif beroperasi saat ini hanya berkisar antara 600-700 unit. Padahal sebelumnya ada sekitar 2.000an unit yang beroperasi di Kota Balikpapan.
Sebagai jalan tengah, Mubar berharap Pemkot memprioritaskan penyaluran berbagai program bantuan kepada para sopir angkot. Langkah ini juga demi memastikan program bantuan pemerintah mengena terhadap kalangan yang benar-benar terdampak kenaikan BBM.
“Pemerintah kan ada program BLT itu, ya mestinya para sopir angkot ini menjadi prioritas untuk mendapatkan itu sebagai salah satu kompensasi atas kenaikan BBM,” katanya.
Namun demikian, Organda masih menunggu keputusan bulat Pemerintah Kota terkait dengan penyesuaian tarif dan dampaknya terhadap sopir angkot. Mengingat pula, sejauh ini belum jelas kapan tarif baru angkot tersebut diberlakukan.
Editor : Mukmin Azis
Artikel Terkait