Menurut Menparekraf Sandiaga kemasan adalah queen, sedangkan isi dan rasa produk adalah kingdom, jika keduanya dihadirkan dalam satu produk, maka akan menjadi kingdom yang kuat, dan akan berdampak pada peningkatan penghasilan dan juga terbukanya peluang usaha.
"Isinya memang raja-nya, tapi kemasannya itu adalah ratu-nya. Dan kalau raja dan ratu bersatu maka akan terbentuk kerajaan. That's your kingdom of business," kata Sandiaga.
Menparekraf Sandiaga mengingatkan, walaupun kemasan menjadi bagian penting dari produk, namun jangan sampai membebani biaya produksi. Kalau dilihat dari model bisnis yang sehat, untuk menjaga keuntungan maka diperlukan peningkatan penjualan yang diiringi dengan menekan biaya produksi.
"Ini yang saya selalu tekankan dan dari semua UMKM yang sukses mereka mampu menjaga pendapatannya stabil, cenderung meningkat tapi pengeluaran atau biaya produksinya ditekan se-efisien mungkin," kata Sandiaga.
Direktur Industri Kuliner, Kriya, Desain, dan Fesyen Kemenparekraf/Baparekraf, Yuke Sri Rahayu, menambahkan dalam Bedakan batch ke-17 ini Kemenparekraf bekerja sama dengan unsur pentahelix mulai dari Otorita IKN, Astra Graphia, Asprodi DKV Indonesia, Big Indonesia, dan Balikpapan Pos.
"Sebanyak 50 peserta ini berasal dari jenama di subsektor fesyen, kriya, kuliner yang berdomisili di IKN dan kawasan penyangganya termasuk Samarinda dan Balikpapan," kata Yuke.
Yuke menjelaskan bahwa hasil dari monitoring dan evaluasi internal Kemenparekraf pada tahun 2023 menunjukkan bahwa program Bedakan memberikan pengaruh positif bagi pengembangan UMKM.
Dimana dampak finansial bagi para peserta UMKM kurang lebih 24 persen mengalami peningkatan omzet, 32 persen mengalami peningkatan jumlah tenaga kerja, dan 48 persen dapat bersaing secara global dan melakukan ekspor.
Kemudian, sebanyak 79 persen menyatakan kemasan terbaru membawa manfaat bagi usaha. Sementara 69 persen peserta merasa ketika ikut Bedakan wawasannya meningkat. Dan para peserta dari batch 1 hingga 16 menyatakan bahwa kegiatan ini layak untuk direkomendasikan.
"Dalam perkembangannya Bedakan ini menjadi tidak hanya kegiatan pendampingan tetapi juga ajang memperkuat kolaborasi," kata Yuke.
Menparekraf didampingi Staf Khusus Menparekraf Bidang Pengamanan Destinasi Wisata dan Isu-isu Strategis Kemenparekraf/Baparekraf, Brigjen TNI Ario Prawiseso dan Kepala Biro Komunikasi Kemenparekraf/Baparekraf, I Gusti Ayu Dewi Hendriyani.
Hadir sebagai narasumber Direktur Kebudayaan, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Otorita Ibu Kota Nusantara/OIKN, Muhsin Palinrungi; Big Indonesia, Dwi Andayani; dan Pemimpin Redaksi Balikpapan Pos, Suyono.
Kemudian hadir pula Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur, Ririn Sari Dewi; Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Balikpapan, Ratih Kusuma.
Secara daring hadir Ketua Umum Asprodi DKV Indonesia, Intan Rizky Mutiaz; Direktur PT. Astra Graphia, Tbk., Trivena Nalsalita; Pakar UMKM dan Kurator, Akbar Moujahid dan Ify Bustami.
Editor : Mukmin Azis
Artikel Terkait