JAKARTA, iNews.id-Sepanjang sejarah perkembangan sepakbola, posisi kiper pun kini memiliki peran yang tak kalah krusial. Nah, di Indonesia talenta kiper terbaik tanah air tentunya terus lahir.
Dari masa ke masa, Indonesia bisa dibilang selalu memiliki penjaga gawang hebat. Beberapa di antara mereka bahkan memiliki peran penting saat membela Timnas Indonesia berkompetisi di level internasional.
Berikut adalah delapan penjaga gawang terbaik Indonesia dari masa ke masa:
1. Maulwi Saelan (Era 1950-an)
Maulwi Saelan. Foto: Kemenpora RI
Maulwi Saelan tampil gemilang saat menjadi penjaga gawang utama Timnas Indonesia di ajang Olimpiade Melbourne, 1956.
Berkat aksi gemilangnya, Indonesia bisa melaju sampai babak perempatfinal dan bertemu dengan tim kuat Uni Soviet. Menariknya, saat pertandingan melawan Uni Soviet, Tim Garuda berhasil menahan raksasa Eropa itu di waktu normal dengan skor 0-0.
Padahal Uni Soviet melepaskan 20 tembakan, namun Maulwi Saelan dapat selalu membendungnya sehingga gawang Timnas Indonesia tetap bersih.
2. Yus Etek (Era 1960-an)
Beralih ke era 1960-an terdapat nama Yus Etek yang bersinar bersama Persib Bandung. Karena postur tubuhnya yang tinggi besar, Yus Etek pun dijuluki sebagai Lev Yashin-nya Indonesia.
Sebab, dengan memanfaatkan postur tubuhnya itu, ia bisa melakukan banyak penyelamatan. Yus Etek menjadi andalan Timnas Indonesia saat menjuarai Merdeka Games di Malaysia, sebanyak tiga kali berturut-turut, yakni pada 1960, 1961, dan 1962.
Ia juga membantu Tim Garuda menjadi kampiun di Piala Emas Aga Khan pada 1962.
3. Ponirin Mekka (Era 1980-an)
Ponirin Mekka. Foto: dok istimewa
Pada era ini sebenarnya bermunculan banyak kiper hebat. Namun, salah satu yang paling menonjol adalah Ponirin Mekka. Ia memiliki kekuatan dalam membaca arah bola dan refleks yang bagus.
Tak ayal, Ponirin berkali-kali melakukan penyelamatan penting. Di level klub, Ponirin membantu PSMS Medan juara Piala Perserikatan sebanyak dua kali, yakni di musim 1983-1984 dan 1984-1985.
Menariknya, ia selalu menjadi pahlawan di partai final dalam drama adu penalti.
Sedangkan bersama Timnas Indonesia, Ponirin membantu Tim Garuda mencapai babak semifinal Asian Games 1986. Kemudian di SEA Games 1987, Timnas Indonesia menjadi juara.
4. Eddy Harto (Era 1990-an)
Eddy Harto. Foto: Istimewa
Sepanjang gelaran SEA Games, Indonesia sejatinya baru dua kali menjadi juara. Pertama pada 1987, sedangkan yang kedua di 1991.
Jika pada 1987 Ponirin Mekka yang menjadi bintang di bawah mistar gawang, maka pada 1991 terdapat nama Eddy Harto yang tidak kalah hebatnya.
Eddy Harto sukses menggagalkan dua penendang penalti Singapura di semifinal SEA Games yang kemudian membawa Indonesia lolos ke final.
Di partai puncak, Eddy Harto menggagalkan dua penendang Thailand sehingga membuat Indonesia juara.
5. Kurnia Sandy
Kurnia Sandy saat membela Persik Kediri. Foto: istimewa
Kiper tim nasional didikan PSSI Primavera, Kurnia Sandy juga pernah bergabung setahun dengan tim italia, Sampdoria bersama Kurniawan Dwi Yulianto, walau tak sempat bermain. pulang ke Indonesia, Kurnia Sandy memperkuat Pelita Jaya, Persik Kediri, Arema Malang, Persebaya Surabaya. Kurnia Sandy dikenal sebagai kiper yang memiliki kemampuan dan skill di atas rata – rata.
6.Hendro Kartiko (Era 2000-an)
Hendro Kartiko membela timnas. Foto: PSSI
Hendro Kartiko merupakan penjaga gawang yang sangat populer di Tanah Air pada medio 2000-an.
Selain karena kemampuannya melakukan penyelamatan, Hendro Kartiko juga tampil dengan kepala botak.
Maka dari itu Hendro sempat dijuluki Fabien Barthez-nya Indonesia.
Hendro menampilkan performa yang cemerlang pada saat gelaran Piala Asia 2000.
Meski dalam turnamen tersebut Indonesia gagal lolos ke putaran kedua, namun Hendro dalam Asian Cup All Stars.
7. Kurnia Meiga Hermansyah (2016)
Kurnia Meiga. Foto: PSSI
Sosok Kurnia Meiga Hermansyah dikenal sebagai kiper top Timnas Indonesia dan Arema FC pada masanya.
Ia menjadi salah satu bintang sepak bola Indonesia yang diperhitungkan skillnya sebagai penjaga gawang.
Kurnia Meiga beberapa kali dipanggil Timnas Indonesia dan menjadi pemain andalan saat mengikuti kejuaraan Asia Games 2011 dan Piala AFF 2016.
Namun, sejak 2017, Kurnia Meiga menghilang dari dunia sepak bola.
8. Nadeo Argawinata
Nadeo Argawinata. Foto: PSSI
Nadeo tampil luar biasa saat Timnas Indonesia kalah 0-1 dari Yordania di matchday kedua Grup A Kualifikasi Piala Asia 2023.
Ia melakukan lebih dari lima penyelamatan, termasuk menggagalkan eksekusi penalti pemain Yordania di menit 78.
Aksi kiper Bali United pada laga tersebut sontak menggegerkan jagat maya. Performa eks pemain Borneo FC itu dipuji setinggi langit.
Nadeo pernah menimba ilmu di pondok pesantren Al-Husna Kediri. Selama mondok, kiper yang berwajah tampan mirip penjaga gawang Kepa Arrizzabalaga ini dikenal sebagai salah satu santri yang berprestasi.
Nadeo memulai kariernya Sekolah Sepak Bola (SSB) Airlangga, dia lalu pindah ke SSB Macan Putih di Kediri, Jawa Timur. Kemudian terpilih sebagai salah satu pilar Timnas U-19 besutan Fachri Husaini.
Puncaknya, dia masuk skuad Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2022 dan masuk skuad Garuda di bawah asuhan Shin Tae-yong.
Salah satu penampilan Nadeo yang menuai decak kagum adalah ketika ia menggagalkan penalti pemain Singapura di semifinal Piala AFF 2020. Berkat penyelamatan gemilangnya tersebut, Timnas Indonesia berhasil lolos ke final.
Editor : Mukmin Azis
Artikel Terkait