Sirin menambahkan bahwa perusahaan telah menjual daging ayam dan telur masing-masing seharga 100 baht (sekira Rp42.000 per kilo dan 6 baht (Rp2.500), melalui situs webnya.
Dia mengatakan nasi ayam yang dibuat dari ayam yang diberi makan ganja telah menerima respons yang baik, menambahkan bahwa perusahaan berencana untuk menjual ayam panggang di masa depan.
Sirin menambahkan, produk tersebut memenuhi tuntutan konsumen yang menginginkan makanan sehat dan organik.
Sementara itu, Ketua Dewan Tani Nasional Prapat Panyachatrak mengingatkan bahwa antibiotik dalam daging dan telur ayam membahayakan kesehatan konsumen, seperti menurunnya kekebalan dan alergi.
Dia menambahkan, selain memastikan keamanan konsumen, pemberian ganja kepada ayam juga membantu meningkatkan nilai komersial produk ayam.
Editor : Mukmin Azis
Artikel Terkait