Intip PO Bus Terekstrem di Indonesia, Melintasi Jalan Berlumpur Hingga Hadangan Kelompok Bersenjata

JAKARTA, iNews.id- Bicara PO Bus di pulau Jawa dan Sumatera mungkin sudah biasa. Tapi tahukah anda jika di Indonesia ada PO Bus yang disebut terekstrem. Adalah, PO Damri yang merupakan perusahaan transportasi milik pemerintah beroperasi di Papua.

Damri menjadi satu-satunya PO yang beroperasi di tanah Papua dan terus berusaha membangun lebih banyak trayek di pedalaman.

Baca Juga

Begini Batas Tinggi dan Lebar Bus di Indonesia, Ternyata Ada Aturannya Loh

Di Papua, Damri mengandalkan armada bus standar yang memang bukan bus mewah seperti yang digunakan di Pulau Jawa atau Sumatera. Tidak ada bus high decker, double decker, apalagi sleeper.

Damri masih menggunakan bus normal deck keluaran sebelum 2009 yang masih mengusung konfigurasi mesin depan. Armada bus di Papua menggunakan bus yang biasa digunakan untuk kelas ekonomi.

Adapun tarifnya sendiri mulai dari Rp10.000, relatif murah mengingat lintasan yang dilalui sangat ekstrem. Beberapa jalan bahkan masih belum di aspal, yang jika habis turun hujan, akan sulit sekali dilalui.

Baca Juga

Ini Aturan Ketat PO Bus, Dari Sopir Wajib Sholat 5 Waktu Hingga Tampil Rapi Pakai Dasi

Belum lagi ancaman dari kelompok kriminal bersenjata yang masih belum bisa diberangus hingga saat ini. Mungkin ini juga yang membuat belum ada PO swasta yang berani hadir di Papua, karena melihat risikonya sngat tinggi.

Sebagai informasi tambahan, Damri sendiri merupakan PO bus yang didirikan pada tahun 1946. Di Indonesia, Damri menyediakan berbagai macam tipe kelas bus, di antaranya, kelas ekonomi, bisnis, eksekutif, dan royal (kualitas terbaik).

Perusahaan transportasi Damri menjadi pelopor trayek antar negara Tanah Air. PO satu ini membuka trayek dari Pontianak, di Kalimantan Barat menuju daerah Serawak, Malaysia.

Baca Juga

Kisah Inspiratif James Maja, Pemilik PO Makmur Hingga Jadi Raja Jalanan

Seiring berjalannya waktu dan semakin banyaknya minat masyarakat, Damri kemudian membuka trayek antar negara lain, hingga ke daerah Bandar Seri Begawan yang merupakan ibu kota Brunei Darussalam. 

Perusahaan djawatan milik pemerintah ini bediri sejak zaman penjajahan Jepang. Kini, armadanya lebih dari 5.000 unit di seluruh Indonesia.

Editor : Mukmin Azis