Mengejutkan! Siput Berukuran Kecil Ini Ternyata Hewan Paling Berbahaya di Dunia

JAKARTA, iNews.id – Fakta terbaru mengenai hewan paling berbahaya di dunia cukup mengejutkan. Hewan tersebut bukanlah singa maupun hiu, melainkan siput kerucut.

Makhluk berukuran kecil dengan cangkang indah itu tercatat telah membunuh 200.000 orang tiap tahunnya. Tiktoker viral sekaligus penulis buku 100 Hewan yang Bisa Mengakhiri Anda, Mamadou Ndiaye (25) mencatat bahwa siput kerucut merupakan salah satu hewan paling berbisa di planet ini.

Tubuh siput kerucut diketahui mengandung parasit yang dapat menular ke manusia. 

"Banyak dari mereka memiliki parasit yang dapat ditularkan ke manusia, itulah yang menyebabkan (kematian)," katanya seperti dilansir dari Daily Star, (28/8/2022).

Lebih lanjut dijelaskan, terdapat lebih dari 50 jenis racun berbeda dalam bisa siput kerucut. Hal ini pula yang menyebabkan tidak ada obat penawar bagi manusia tersengat racunnya.

"Anda hanya dapat mengelola gejala dan membuatmu tetap hidup, tetapi tidak ada penawarnya," katanya.

Selain siput kerucut, gajah juga termasuk hewan paling berbahaya. Banyak yang belum mengetahui fakta tersebut, meski selama ini orang-orang meyakini benar anggapan bahwa gajah merupakan hewan lucu, menggemaskan dan cerdas.

"Tapi mereka juga sangat berbahaya. Mereka membunuh ratusan orang setahun," katanya.

Ndiaye menambahkan, gajah yang sangat cerdas sering menyerang desa untuk mencari makanan. Di antaranya biji-bijian atau beras. Saat itulah hewan tersebut menargetkan manusia. Gajah juga benar-benar tidak pernah lupa dan bahkan dapat melakukan tindakan balas dendam. 

"Jadi pikir dua kali sebelum terlibat dalam kejahatan gading," katanya.

Selain dua hewan tersebut, trenggiling dan simpanse juga termasuk dalam daftar hewan yang berbahaya.

Trenggiling memiliki cakar yang sangat tajam. Hewan ini dapat dengan mudah merobek kulit dan daging. 

"Trenggiling salah satu hewan berbahaya yang paling mengejutkan. Kelihatannya tidak menakutkan. Mereka benar-benar membunuh orang bahkan jaguar," katanya.

Editor : Mukmin Azis