Sejak itu, komunikasi dengan para sopir truk tetap terjaga. Ganjar bercerita para sopir juga masih rutin memberikan laporan mengenai titik-titik lokasi yang masih menjalankan "tradisi" pungli hingga kini.
"Kalau (sopir) truk tidak nyaman itu high cost. Dulu banyak cerita sopir truk kalau mau jalan dia menyediakan (uang) di tempat korek (kayu). Dia menyiapkan berapa rupiah dan itu dimasukkan ke dalam pembiayaannya. Akhirnya, high cost. Itu, menurut saya, tidak bagus," imbuh pria yang kini diangkat sebagai Bapak Truk Nusantara oleh para sopir itu.
Koordinator Aksi Kopdar Truk Nusantara Khoerul Zaefudin, mengatakan para sopir ingin mengangkat Ganjar sebagai Bapak Truk Nusantara, sejak tahun lalu. Alasannya, politikus PDI-P itu dianggap bisa melindungi dan mengayomi para sopir.
"Jadi, dari awal kepemimpinan Bapak Ganjar, itu sudah langsung memberikan gebrakan, tindakan nyata membasmi pungli dan itu luar biasa. Ternyata dampaknya semakin minim dan Pak Ganjar juga membuka laporan aduan, yang apabila ada pungli, lapor Pak Ganjar, bisa ditindak," ucap Khoerul kepada wartwan.
Sebelum Ganjar turun tangan, menurut Khoerul, para sopir dalam sekali jalan bisa dimintai uang oleh oknum antara Rp50-Rp150 ribu. Namun, setelah ada tindakan tegas dari Ganjar, situasi menjadi lebih aman.
Dia pun berharap, apa yang sudah dilakukan Ganjar dapat diteruskan oleh penggantinya. Hal ini disampaikan mengingat tugas Ganjar sebagai orang nomor satu di Jateng berakhir pada 5 September 2023.
Setelah masa baktinya selesai, para sopir berharap Ganjar bisa menjadi presiden. Saat ini, Ganjar sudah diusung PDI-P sebagai bakal calon presiden di Pilpres 2024.
"Untuk Pak Ganjar sendiri semoga menang di Pilpres 2024. Kalau Pak Ganjar jadi presiden, sopir menjadi nyaman. Ketika jadi Gubernur Jateng bisa menertibkan (pungli di) Jateng. Ketika menjadi presiden, bisa menertibkan (pungli di) seluruh Indonesia," ucap dia.
Setidaknya ada 125-130 sopir truk yang menyambangi Ganjar di kantornya. Para sopir kebanyakan dari Batang, Jateng. Namun, ada pula yang datang dari Solo dan Purworejo. Sopir asal Jawa Timur (Jatim) pun hadir, seperti Pemengkasan dan Pacitan. Sopir Jawa Barat (Jabar) berasal dari Kuningan.
Editor : Mukmin Azis