Sementara itu, Peserta Konversi Motor Listrik Deni Wijaya menambahkan bahwa pelatihan yang dilakukan selama empat hari, para peserta mendapatkan banyak pengetahuan baru dalam hal konversi motor BBM ke Kendaraan berbasis listrik.
“Jadi memang biaya sparepart untuk melakukan konversi terbilang cukup mahal, mungkin karena belum terlalu banyak yang menggunakan. Namun, seiring banyak yang akan menggunakan nantinya, harga sparepart pasti akan mengalami penurunan,” harapnya.
Ia menyampaikan, bahwa tantangan melakukan konversi adalah menempatkan baterainya di motor yang akan di konversi. Sebab baterai ini banyak memakan tempat dan luas dan juga tidak bisa ditempatkan di sembarang tempat. Selain itu perlakuan terhadap baterai itu sendiri, walaupun baterai ini anti air, tapi harus dihindari, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
“Untuk waktu yang dibutuhkan dalam melakukan konversi motor BBM ke Kendaraan berbasis listrik kurang lebih satu minggu, asalkan semua sparepart sudah ready semua, kita tinggal pasang saja,” pungkasnya.
General Manager PLN UIP KLT Raja Muda Siregar menyampaikan, bahwa PLN berkomitmen untuk dapat memberikan kontribusinya selain dalam rangka penyediaan tenaga listrik. Yaitu untuk kegiatan sosial kemasyarakatan seperti pendidikan, lingkungan dan ekonomi.
“Melalui program TJSL, PLN mendukung tercapainya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) dan sejalan dengan nilai Creating Shared Value (CSV) PLN akan memberikan dampak nyata khususnya pada perekonomian dan lingkungan sosial masyarakat. Sinergi kegiatan ini merupakan wujud semua pihak dalam mereduksi emisi karbon di sektor transportasi selaras dengan agenda transisi energi di tanah air," kata Raja.
Editor : Mukmin Azis