BONTANG, iNews.id - PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) atau Pupuk Kaltim mencatatkan laba setelah pajak Rp3,19 triliun pada kuartal I 2022. Angka ini meningkat hampir 4 kali lipat dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Bahkan, selama bulan April saja, perolehan laba Pupuk Kaltim telah mencapai sekitar Rp 2 triliun.
Direktur Utama Pupuk Kaltim, Rahmad Pribadi menyampaikan, kinerja positif tersebut tidak lepas dari penerapan growth strategy yang dipersiapkan oleh Perseroan, yang berfokus pada 3 pilar utama. Pertama, keunggulan operasional dan rantai pasok melalui efisiensi energi dan optimalisasi infrastruktur.
Kedua, keunggulan diversifikasi dengan mengembangkan bisnis di sektor hilirisasi petrokimia serta energi terbarukan, dan ketiga, keunggulan jangkauan pasar dengan peningkatan kapasitas domestik dan ekspansi di pasar global. Ketiga strategi ini pun diterapkan perusahaan untuk meraih keseimbangan antara 3P (People, Planet, Profit).
“Tentunya kami sangat bangga atas berbagai capaian perusahaan ini. Namun demikian, capaian-capaian tersebut tentu tidak lepas dari pemenuhan peran utama kami terhadap kemajuan dan keberlanjutan sektor pertanian domestik, dalam meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani, serta menjaga rantai pasok pupuk subsidi di dalam wilayah tanggung jawab perusahaan, sesuai dengan alokasi yang ditetapkan dari pemerintah,” ujar Rahmad dalam kegiatan Kunjungan Pabrik PKT di Bontang, Selasa (7/6/2022).
Untuk diketahui, pada tahun 2021, Pupuk Kaltim mencatatkan laba bersih sebesar Rp6,17 triliun. Hal ini tertinggi dalam sejarah berdirinya perusahaan.
Pupuk Kaltim memiliki 13 pabrik, di antaranya 5 pabrik Amoniak, 5 pabrik Urea, 1 pabrik NPK Fused Granulation, 1 pabrik NPK Blending, dan pabrik 1 boiler batu bara, dalam kawasan seluas 443 hektare di Bontang, Kalimantan Timur. Dengan kapasitas produksi sebanyak 3,43 juta ton Urea dan 2,74 juta ton Amoniak setiap tahun, menjadikan Pupuk Kaltim memegang posisi produsen Urea terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara.
Untuk NPK sendiri, Perseroan memiliki kapasitas sebesar 300.000 ton per tahun.
Editor : Mukmin Azis