Koalisi partai politik yang dikenal sebagai Aliansi Nasional untuk Perubahan dan Demokrasi dalam sebuah pernyataan mengatakan, bentrokan tersebut mengakibatkan puluhan orang tewas dan cedera.
Media lokal melaporkan, pasukan keamanan mencoba menyemprotkan gas air mata untuk membubarkan suporter yang bentrok. Kekacauan di lapangan bola berawal dari perkelahian di antara suporter selama pertandingan pada Minggu sore karena tidak terima dengan keputusan wasit.
"Ini (hukuman yang disengketakan) membuat marah para pendukung yang melemparkan batu. Beginilah cara petugas keamanan menggunakan gas air mata," lapor Media Guinea setempat.
Koalisi Aliansi Nasional untuk Alternatif dan Demokrasi menyerukan penyelidikan atas bentrokan suporter bola tersebut. Turnamen tersebut dituding diselenggarakan untuk menggalang dukungan demi ambisi politik ilegal dan tidak pantas dari pemimpin militer tersebut.
Guinea telah dipimpin oleh militer sejak Presiden Alpha Conde dikudeta pada tahun 2021. Negara ini merupakan salah satu dari sejumlah negara Afrika Barat yang dikuasain militer setelah mengambil alih kekuasaan dan menunda kembalinya pemerintahan sipil. Jumlahnya terus bertambah, termasuk Mali, Niger dan Burkina Faso.
Editor : Mukmin Azis
Artikel Terkait