TEHERAN, iNewsBalikpapan.id - Jumlah korban tewas akibat ledakan dahsyat di Pelabuhan Shahid Rajaee, Kota Bandar Abbas, Provinsi Hormozgan, Iran, bertambah menjadi 40 orang, Minggu (27/4/2025) malam.
Ledakan terjadi pada Sabtu (26/4/2025) sekitar pukul 12.00 waktu setempat. Anggota komisi kesehatan parlemen Iran Mohammad Jamalian mengatakan, jumlah korban bertambah dari sebelumnya 28 orang. Sementara itu, 1.200 orang lebih lainnya luka-luka.
Lesakan disertai kebakaran kembali terjadi di lokasi Pelabuhan Shahid Rajaee pada Minggu. Di lokasi tersebut menyimpan banyak bahan kimia mudah terbakar. Bahan-bahan mudah terbakar itu ditaruh di dalam kontainer yang ditumpuk di pelabuhan peti kemas. "Bitumen dan bahan kimia di beberapa kontainer menyebabkan kebakaran kedua di bagian timur pelabuhan," kata kepala manajemen krisis Hormizgan, Mehrdad Hassan Zadeh, seperti dilaporkan kantor berita Fars.
Lantas dari mana dan untuk apa bahan kimia berbahaya yang begitu banyak berada di pelabuhan dikelilingi permukiman penduduk dan banyak aktivitas bisnis? Muncul kabar bahwa bahan kimia itu didatangkan dari China dan terkait dengan persenjataan.
Namun Kementerian Pertahanan (Kemhan) Iran memastikan tidak ada peralatan militer berada di lokasi saat ledakan terjadi.
"Hasil penyelidikan menunjukkan tidak ada barang impor atau ekspor militer di area kebakaran," kata Juru Bicara Kemhan Iran, Reza Talaei-Nik.
Sebelumnya beredar informasi bahwa pelabuhan tersebut baru saja kedatangan bahan kimia ammonium perchlorate dari China. Bahan itu digunakan untuk pembuatan bahan bakar rudal. Video terbaru yang beredar di media sosial menunjukkan pemandangan mengerikan.
Sebuah kawah dengan kedalaman beberapa meter dikelilingi asap yang membubung. Asap itu dikhawatirkan menyelimuti kota dan bisa membahayakan kesehatan. Oleh karena itu pemerintah setempat menutup sekolah-sekolah dan bisnis di daerah tersebut.
Gubernur Hormozgan Mohammad Ashouri juga mengumumkan masa berkabung 3 hari di provinsinya.
Editor : Mukmin Azis
Artikel Terkait