get app
inews
Aa Text
Read Next : Gudang Pecah Belah dan Plastik di Bukit Cinta Terbakar

Warga Transad Balikpapan Demo Kodam VI Mulawarman Tuntut Setop Aksi Patok Lahan 1000 Hektare

Sabtu, 09 Juli 2022 | 09:25 WIB
header img
Aksi demo dilakukan puluhan warga RT 37 Kelurahan Manggar, Balikpapan Timur, Kota Balikpapan di jalan transad Kilometer 8 pada Jumat (8/7/2022). Foto: Mukmin Azis/iNews.id

BALIKPAPAN, iNews.id– Aksi demo dilakukan puluhan warga RT 37 Kelurahan Manggar, Balikpapan Timur, Kota Balikpapan di jalan transad Kilometer 8 pada Jumat (8/7/2022). Warga mengecam aksi dari Kodam VI Mulawarman yang melakukan pematokan di lahan seluas 1000 hektare yang diklaim milik warga tersebut.

Warga menyebut bahwa lahan miliknya telah dipatok oleh Kodam VI Mulawarman yang rencananya akan dibangun kawasan Ketahanan Pangan (Hanpangan). Hingga saat ini sudah 15 hektare lahan yang diklaim milik warga itu digusur.

Pembangunan kawasan Hanpangan dilakukan Kodam VI Mulawarman berdasarkan Surat Keputusan (Gubernur) Nomor 4 Tahun 1977 bahwa seluas 1000 hektare di kawasan itu dihibahkan untuk Kodam VI Mulawarman. Namun warga mengklaim bahwa lahan tersebut telah lebih dulu diduduki sejak tahun 1965 bahkan sebagian besar sudah ada yang bersertifikat.

“Tahun 1965 Kampung Toraja ini sudah berdiri, Tahun 1969 warga sudah ada bercocok tanam, tahun 1972 sudah ada segel tanah dan pematokan. Kalau mereka mengacu pada SK Gubernur itu lemah. Kalau memang seandainya ini punya mereka, kenapa nggak dari jaman dulu, kok baru sekarang di klaim, apalagi mereka itu institusi loh,” kata Karninawati Iskandar, warga yang lahannya telah digusur.

Karninawati juga mengatakan bahwa SK Gubernur yang dikeluarkan tersebut juga terbilang lemah. Mengacu pada aturan yang tertuang di dalamnya, bahwa tanah yang diberikan kepada Kodam VI Mulawarman masuk dalam wilayah Kelurahan Karang Joang. Dimana tanah transad tersebut dimulai dari Kilometer 8 sampai ke Kilometer 28. Dibagian ketiga di dalam SK tersebut tertulis bahwa, jika tanah tersebut tidak digunakan sebagaimana mestinya, maka jatuhlah perjanjian itu. 

“Sekarang selama ini TNI tidak pernah bercocok tanam, masyarakat yang buka lahan disini dan masyarakat yang bercocok tanam. Kenapa saya bicara begini, saya putera daerah. Tanah saya digusur disana, saya tidak terima, saya punya catatannya jam berapa tanah saya digusur dan jam berapa pertemuan di Kodam,” katanya. 

Editor : Mukmin Azis

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut