JAKARTA, iNewsBalikpapan.id - Menjelang akhir masa jabatannya, Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo dihadapkan pada krisis air bersih yang mendera ribuan warga Jateng. Sedikitnya 310 desa di 130 kecamatan yang mengalami krisis air bersih sepanjang tahun ini. Desa-desa itu tersebar di 27 kabupaten dan kota.
Meski begitu, pengamat kebijakan publik dari Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah menilai Ganjar cukup berhasil mengatasi problem menahun itu. Yang hingga kini belum optimal, kata dia, ialah distribusi air bersih ke seluruh daerah di Jateng yang rentan mengalami krisis.
"Jateng wilayahnya luas. Jadi, ada daerah yang memang membutuhkan penanganan. Karena krisis, sekalipun sudah ditangani, tapi belum optimal sehingga krisis air itu masih mendera sebagian warga," ucap Trubus saat dihubungi, Kamis (31/8/2023).
Meskipun masih ada warga yang kesulitan air, menurut Trubus, bukan berarti tidak ada air sama sekali di kawasan yang dilanda kekeringan. Pasalnya, pasokan air dengan truk-truk tangki tetap dijalankan pemerintah setempat.
Penanganan krisis air, lanjut Trubus, tergolong baik lantaran sejauh ini tidak terlihat gejolak di masyarakat.
"Di sana (Jateng) enggak ada gejolak seperti, misalnya, masyarakat enggak bisa bermobilitas karena airnya enggak ada," ujarnya.
Sebelumnya, Ganjar telah mengingatkan warga untuk waspada terhadap potensi kekeringan dan krisis air bersih di sejumlah daerah. Terkait ini, skema bantuan distribusi air bersih 7,1 juta liter sudah disiapkan.
"Kita tiap hari ada bantuan yang kita kirim ke daerah-daerah. Jadi kalau boleh saya tampilkan visualnya, dari BPBD semua siaga, bupati/walikota semua siaga, so far sampai hari ini ada (bantuan air)," kata Ganjar di Kantor Gubernur Jateng, Semarang, Senin (14/8/2023).
Editor : Mukmin Azis