Masalah Gaji Diatur Regulasi AFC
Masalah gaji pemain menjadi hal krusial yang diatur dalam AFC Club Lisensing Regulation. Dalam aturan tersebut, finansial merupakan salah satu dari lima aspek yang mutlak harus dipenuhi klub profesional. Kesehatan keuangan klub menjadi syarat yang tidak bisa ditawar.
“Krisis keuangan klub akan membuka jalan terjadinya match fixing. Bermain dengan bandar judi untuk mendapatkan uang. Ini akan merusak moral sepak bola yang mengedepankan sportivitas dan fair play. Jangan sampai Liga 2 jadi lahan basah pengaturan skor,” Akmal mengingatkan.
Akmal melanjutkan, klub yang keuangannya tak sehat lebih baik dibangkrutkan saja. Menurutnya, kebijakan dan ketegasan operator Liga Italia Serie A patut dicontoh PSSI dan PT LIB. Pada 2014, klub ternama AC Parma didegradasi ke kasta terendah Serie D karena dibelit utang.
“Ingat, sebelum kompetisi dimulai klub harus menyertai surat pernyataan bebas utang sebagai syarat verifikasi peserta kompetisi. Nah, bila masih berutang lebih baik dipailitkan saja. Jangan sampai mereka jadi beban saat kompetiai berjalan,” tutur Akmal.
Selain itu, lanjut Akmal, para pemain pun harus menunjukkan solidaritas dan kekompakkannya untuk menekan pihak klub.
“Bila sampai jelang kickoff klub belum melunasi penuggakan gaji lebih baik kompetisi ditunda saja. Para pemain harus kompak melakukan aksi mogok sebagai bentuk solidaritas,” kata Akmal.
Editor : Mukmin Azis