Penyakit Diabetes Kronis, Pahami Penyebab, Pengobatan dan Pencegahannya

Vitrianda Hilba Siregar
Penyakit diabetes umum dikenal sebagai penyakit gula atau kencing manis merupakan penyakit kronis. Foto: Ist

BALIKPAPAN, iNewsBalikpapan.id - Penyakit diabetes umum dikenal sebagai penyakit gula atau kencing manis merupakan penyakit kronis dengan kondisi peningkatan kadar gula darah (glukosa) dibatas ambang normal.

Kondisi tersebut berlangsung secara periodik yang bisa disertai dengan berbagai gejala penyerta.

Dokter Arie Wibisono Sp.BP-RE., dari Siloam Hospitals Balikpapan mengatakan, penyakit kronis ini umumnya diidap masyarakat dengan beberapa faktor resiko, antara lain usia di atas 40 tahun, riwayat keluarga, kegemukan, stress psikologi, dan sebaginya.

Dijelaskannya gula digunakan tubuh untuk diolah menjadi energi, pengolahan gula darah memerlukan insulin yang cukup untuk menghasilkan energi yang adekuat. 

Sementara pola hidup dan konsumsi gula berlebih ditambah dengan faktor resiko tersebut dapat menyebabkan tingginya kadar gula dalam darah, sehingga kadar insulin tidak mencukupi untuk bisa mengolah gula menjadi energi, sehingga memaksa pankreas sebagai sumber insulin belerja lebih keras. Apabila kondisi ini berlangsung lama, pada kondisi tertentu pankreas akan mengalami kondisi “kelelahan”. 


Cek kadar gula darah sebelum alami komplikasi diabetes/ (Foto:PhotoMIX Company)

Akibatnya insulin tidak bekerja maksimal dan masih banyak gula yang tidak terserap. Selain dapat berdampak pada komplikasi organ dalam tubuh, pengidap Diabetes harus mewaspadai timbulnya luka terbuka pada kulit, khususnya luka di kaki", tutur dokter Arie Wibisono Sp.BP-RE.

Hal ini disampaikannya saat gelaran kegiatan Persatuan Diabetes Cabang Balikpapan bersama Siloam Hospitals mengadakan kegiatan sehat, Minggu (16/10) di Siloam Hospitals Balikpapan, Jalan MT Haryono 23, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur. 

Selain mengadakan edukasi kesehatan, acara giat sehat turut diikuti dengan deteksi dini kadar gula darah dan senam diabetes yang diikuti lebih dari 100 peserta yang juga mendapatkan pemeriksaan mata, konsultasi  gizi dan konsultasi terkait penyakit dalam.

Dikatakan Arie Wibisono, Ulkus diabetikum adalah luka terbuka mirip borok yang muncul di bagian bawah kaki penderita diabetes yang tidak terkontrol. Apabila tidak mendapatkan perawatan yang tepat, luka diabetes di kaki dapat terjadi infeksi dan mengalami komplikasi sampai parahnya harus dilakukan amputasi. 

Kabar baiknya, luka diabet masih bisa dicegah dan disembuhkan tergantung derajat lukanya. Dengan perawatan luka yang adekuat disertai dengan kontrol gula darah rutin dan pola hidup sehat dapat membuat luka diabet sembuh secara normal.

"Penanganan luka diabetes secara optimal dapat dilakukan melalui Konsultasi dengan dokter,  yang salah satunya akan menjelaskan derajat luka diabetes dan penanganannya," bebernya.

Secara umum, timbulnya luka pada kaki penderita diabetes disebabkan karena kedua kaki kerap dipakai beraktifitas/bergerak. Gangguan fungsi akibat rusaknya syaraf tepi pada penderita diabetes menyebabkan penurunan hingga hilangnya sensasi nyeri pada kaki, sehingga bila terbentuk luka di kaki akan berpotensi terjadi infeksi dan semakin memberat. 

"Yang harus kita pahami, dasar penanganan secara sederhana dari pasien luka diabetik yaitu membersihkan luka kemudian dikeringkan dan dilembabkan, termasuk rutin merawat dan membersihkan kuku pun memakai alas kaki dimanapun dengan bahan kaos kaki dan pakaian yang tidak sempit atau ketat", ungkap Arie Wibisono dihadapan 100 peserta edukasi.

Adapun sesuai anjuran dokter, tutup luka dengan perban, kontrol kadar gula, sekaligus rutin memperhatikan jika terjadi tanda timbulnya infeksi segera periksakan ke dokter.

Pada akhir sesi edukasinya,  Dokter Arie Wibowo menjelaskan ada derajat luka dengan skala 0 hingga 5, yaitu :
 
1. Skala 0, luka masih belum tampak terlihat
2. Skala 1, kulit kaki berwarna Kemerahan 
3. Skala 2,  Kulit tidak utuh seperti berdaging berwarna merah. 
4. Skala 3, kulit kaki lebih dalam atau tebal, terlihat jaringan lemak berwarna kuning.

5. Skala 4, kulit kaki lebih dalam terlihat tendon berwarna putih mengkilap dengan tulang terlihat berwarna krem. 
6. Skala 5, yang merupakan tingkat kerusakan tertinggi, luka pada kulit terlihat tertutup oleh jaringan mati bahkan timbulnya nanah yang menutupi dasar luka.


 

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network